Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia
Menurut salah seorang koreografer, Eko Supendi, Matah Ati akan menggelar latihan di Pamedan Pura Mangkunegaran pada 28-30 Agustus mendatang. Latihan di lokasi pertunjukan, imbuhnya, akan dilanjutkan pada 4 September hingga menjelang pentas. “Tanggal 6 September kami mulai persiapan kostum dan tata rias. Sementara gladi resik akan digelar 7 September,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (20/8/2012).
Lelaki yang akrab disapa Pebo ini mengungkapkan, akan ada beberapa penyesuaian dari latihan Matah Ati di SMKN 8 Solo. Konsep panggung outdoor, imbuhnya, mengharuskan penari Matah Ati adaptif dengan panggung yang lebih luas. “Situasi ini memungkinkan beberapa perubahan pola-pola gerak. Penari dituntut mampu menyesuaikan diri,” katanya.
Secara umum, sambung dia, pola koreografi Matah Ati di Solo tak akan jauh beda dengan pentas di Singapura dan Jakarta. Namun dengan jumlah penari yang dua kali lipat lebih banyak, Pebo meyakini akan banyak nuansa baru
Seorang penari, Cempluk, merasa tertantang untuk memberi pergelaran yang maksimal. Ia menilai, penyesuaian panggung dan cuaca menjadi konsentrasi terbesarnya dalam latihan di Pamedan. “Latihan di indoor dan outdoor tentu beda kondisinya. Saya sendiri akan coba memainkan tubuh agar terasa hadir di tengah-tengah penonton,” ucap penari dari kelompok Sahita itu. Cempluk merasa proses kreatif Matah Ati tak pernak mandek. Banyak hal baru yang ditemuinya saat berlatih. “Selalu ada pengembangan baru. Saya yakin pentas besok akan berbeda dengan Matah Ati sebelumnya,” tegasnya.