MATAH ATI Kembali ke Kampung Halaman

Atilah Soeryadjaya (dok)

Setelah sukses pentas di Esplanade, Singapura dan Jakarta tahun lalu, pertunjukan kolosal Matah Ati kembali ke kampung halamannya di Solo. Bertempat di Pamedan Pura Mangkunegaran, 8-10 September, pentas yang mengangkat cerita Raden Mas Said ini siap memuaskan publiknya sendiri.

Promosi Moncernya Industri Gaming, Indonesia Juara Asia dan Libas Kejuaraan Dunia

“Matah Ati adalah persembahan kami untuk warga Solo. Dari kota inilah pentas tersebut lahir,” ucap sutradara Matah Ati, Atilah Soeryadjaya, kepada Solopos.com, Selasa (29/5/2012).

Cucu Mangkunegara VII ini mengatakan, pentas Matah Ati di Solo menjadi rangkaian konferensi Federation for Asian Cultural Promotion 2012 yang berlangsung mulai 6 September. Selain masyarakat Solo, imbuhnya, pentas akan disaksikan sekitar 500 orang dari 30 negara peserta.

Menurut Atilah, pergelaran Matah Ati di Solo akan lebih meriah dibanding dua pentas sebelumnya. Pihaknya siap menerjunkan 200-an penari yang kebanyakan diambil dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo. “Karena konsepnya kolosal dan di luar ruangan, kami bisa mengajak lebih banyak penari,” tutur istri pengusaha Edward Soeryadjaya ini.

Untuk mempersiapkan pergelaran spektakuler tersebut, pihaknya mengaku telah menggelar latihan sejak Februari. Sepekan tiga kali, imbuhnya, penari Matah Ati berlatih di SMKN 8 Solo. “Rencananya, latihan akan terus digiatkan hingga mendekati pentas,” ujar Atilah yang sejak Senin (28/5) berada di Solo untuk membahas pentas Matah Ati bersama Walikota Solo, Joko Widodo.

Terkait konsep panggung, Atilah enggan membeberkan banyak. Menurut Atilah, tata panggung yang sedianya digarap penata artistik kawakan, Jay Subiakto, itu akan dibikin lebih menantang. “Nanti akan ada tiga panggung,” ungkapnya.
Sebelum tampil di Solo, Atilah berencana memboyong Matah Ati tampil lagi di Jakarta, 22-25 Juni mendatang. Pentas tersebut digelar merespons tingginya antusiasme warga terhadap Matah Ati.