SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto Pameran Foto Walter Spies di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY)

JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto
Pameran Foto Walter Spies di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY)

Harian Jogja.com, JOGJA– Sebanyak 52 foto yang menggambarkan ritual keagamaan masyarakat Bali terpajang di dinding Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), jalan Suroto, Kotabaru. Foto-foto yang ditampilkan berwarna hitam putih dan terkesan jadul (jaman dulu). Ini terlihat detail setiap foto yang ditampilkan di mana warnanya telah memudar.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Maklum, foto foto itu sebenarnya merupakan hasil reproduksi dari buku lawas berjudul `Bali Godsdien en Ceroniman`. Buku terbitan 1930 silam karya dari Walter Spies, fotografer asal Jerman yang berkoloborasi dengan penulis Dr. Goris. Buku itu didapatkan Hermanu, Kepala Bentara Budaya Yogyakarta dari tangan seorang pengepul buku di Semarang, Jawa Tengah, pada 2010 lalu. “Saya membelinya dengan harga Rp300.000,” katanya kepada Harian Jogja, Selasa (9/7/2013).

Buku dengan tebal sekitar 80 halaman itu berisikan 52 hasil jepretan foto Walter Spies saat berada di Bali pada 1927 -1929. Sisanya adalah teks hasil karya dari Dr Goris. “Seluruh foto di buku [Bali Godsdien en Ceroniman] lantas saya perbesar kembali,” terang Hermanu.

Foto karya Walter Spies itu sebagian besar menggambarkan aktivitas keagamaan masyarakat Bali sejumlah pura, tempat mereka beribadah. Selain itu, adapula juga beberapa sosok wanita dan laki laki bertelanjang dada dengan mimik polos.

Jika diamati lebih lanjut beberapa foto itu ada yang janggal. Beberapa bagian objek foto seperti dipoles kembali dengan ditumpuki warna hitam agar memperjelas objek. Rupanya, arsiran itu sengaja dibuat Walter Spies untuk lebih mempercantik karya fotonya. “Sepertinya karena dahulu kamera foto yang ia pakai memiliki kelemahan sehingga cetakannya tidak maksimal. Karena merasa kurang puas Walter kemudian mengarsirnya,” beber Hermanu.

Walter Spies adalah seorang seniman bertalenta. Ia lahir di Moskow, Rusia, tanggal 15 September 1905. Ayahnya adalah diplomat Jerman yang bertugas di Rusia. Hermanu tertarik untuk mengangkat karya foto Walter Spies karena ia adalah seorang seniman yang memiliki pengaruh besar terhadap seni di Indonesia utamanya di Jogja dan Bali.

Sementara, tidak banyak yang mengenal sosok Walter Spies secara dekat. “Pameran ini menjadi salah satu upaya untuk memperkenalkan dia kepada khalayak,” tutur Hermanu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya