Entertainment
Minggu, 22 Juli 2012 - 15:25 WIB

MISS DEAF: Meski Gagal, Ovik Tetap Berterima Kasih Kepada Solo

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Putri Tunarungu Indonesia atau Miss Deaf Indonesia, Oktaviani Wulansari yang akrab dipanggik Ovik, membawa poster di ajang car free day Jl Slamet Riyadi, Solo, untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan masyarakat bagi keikutsertaannya di ajang Miss Deaf World di Praha, Republik Ceska, belum lama ini. ( JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Putri Tunarungu Indonesia atau Miss Deaf Indonesia, Oktaviani Wulansari yang akrab dipanggik Ovik, membawa poster di ajang car free day Jl Slamet Riyadi, Solo, untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan masyarakat bagi keikutsertaannya di ajang Miss Deaf World di Praha, Republik Ceska, belum lama ini. ( JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Ajang Miss Deaf World 2012 telah berakhir dan mengangkat wakil Jerman, Karin Keuter, sebagai juara. Meski tak mampu meraih yang terbaik, wakil Miss Deaf Indonesia asal Solo, Oktaviani Wulansari, tetap bangga bisa bersaing dengan 47 wakil putri tunarungu seluruh dunia. Di Praha, Republik Ceska, Oktaviani telah mengenalkan budaya Indonesia kepada 1.200 pasang mata penonton dunia. “Meski tak menang, saya bangga bisa mengenalkan Indonesia kepada dunia,” ujar perempuan yang akrab disapa Ovik ini saat dijumpai di area car free day Jl Slamet Riyadi, Solo, Minggu (22/7/2012).
Advertisement

Dibantu seorang penerjemah, Rully Anjar, Ovik berkisah tentang hari-hari yang paling berkesan dalam hidupya itu. Sejak 3 Juli, gadis kelahiran 19 Oktober 1992 ini telah berada di Praha untuk menjalani karantina. Ovik mengaku sempat kelelahan saat menjalani latihan seperti berjalan di catwalk. “Latihannya sangat keras. Saya juga bingung saat mau latihan tari Kalimantan. Enggak ada yang bantu,” ucapnya sambil tersenyum.

Tiba pada malam yang menentukan, 7 Juli, Ovik sukses memamerkan pada dunia keragaman budaya nusantara. Selain menyuguhkan tari asal Kalimantan, perempuan tinggi semampai ini menyajikan pesona busana adat Sumatra Barat. Ovik mengatakan, tak sedikit penonton dan peserta Miss Deaf yang terkagum dengan budaya Indonesia. “Mereka bilang, Indonesia luar biasa, punya kekayaan budaya. Saya juga sempat ngasih pin batik kepada semua peserta,” kata Ovik yang pagi itu mengenakan setelan batik warna coklat.

Jalin Persahabatan
Meski di atas pentas harus saling mengalahkan, Ovik punya beberapa teman dekat selama di Praha. Miss Deaf Mongolia, India, Korea Selatan dan Kazakhstan adalah sejumlah sahabat Ovik di daratan Eropa. “Di sana, para Miss Deaf memang dikelompokkan berdasarkan benua. Kami banyak bertukar pengalaman,” tuturnya.

Advertisement

Seusai mengikuti ajang Miss Deaf World, Ovik mengaku tengah disibukkan dengan agenda pemotretan dan fashion show di Jakarta. Lulusan SLB Negeri Solo ini juga didapuk menjadi pemateri bahasa isyarat untuk orang normal. “Yang pasti saya akan terus berjuang untuk kaum tunarungu Indonesia. Saya berterima kasih kepada warga Solo yang mendukung perjuangan Ovik selama ini,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif