SOLOPOS.COM - Wukir Suryadi (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Wukir Suryadi (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Indonesia merupakan negara yang  sarat memiliki kekayaan kesenian serta kebudayaan. Sayang, keunggulan itu terkadang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh seniman untuk dijadikan inspirasi dalam membuat suatu karya. Namun berbeda dengan Wukir Suryadi, pemusik kontemporer ini justru banyak mendapatkan inspirasi dari seni tradisional nusantara.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

“Mayoritas musisi di Indonesia itu lebih senang memainkan musik berbau Barat ketimbang musik nusantara milik bangsa sendiri. Padahal banyak hal yang bisa digali dari musik asli Indonesia,” katanya kepada Harian Jogja belum lama ini.

Wukir adalah salah satu musisi kontemporer yang telah membuat belasan alat musik. Salah satu alat musik ciptaannya yang terkenal adalah Bambu Wukir. Alat musik ini memiliki tiga efek bunyi karena bisa dimainkan dengan tiga cara yakni digesek, dipukul dan dipetik.

Alat musik tersebut berhasil ia ciptakan setelah memodifikasi sejumlah alat musik tradisional  yakni sasando, kecapi dan rebab.

Menurut Wukir, bukan pekerjaan mudah menciptakan alat musik karena setiap alat musik butuh waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan. Bahkan ada alat musik tertentu yang baru kelar setelah dikerjakan enam tahun. “Pokoknya dimodifikasi sampai alat musik itu bunyinya terasa sempurna,” tandasnya.

Pria berambut gondrong ini mengaku telah membuat alat musik sejak dia duduk di bangku SMP di Malang. Pada waktu dia bergabung dengan kelompok teater Idiot. Sayangnya, oleh sang sutradara dia jarang diminta bermain di panggung. Namun lebih banyak berkiprah di balik layar. Dia bertugas mengisi instrumen pendukung pertunjukan. “Macem-macem ada suara macan sedang mengaum, suara gemercik air,  dan suara batu jatuh. Semua saya yang ciptakan,” terangnya.

Bukan Wukir namanya kalau tidak memiliki ide brilian. Dia selalu belajar menciptakan efek yang diminta sang sutradara. Alat musik itu, lanjutnya merupakan potongan peralon air yang ia pasang menjadi sebuah bangunan talang air.

“Di situ saya masukkan air dan batu agar menjadi efek suara air bah,” tandasnya.

Sejak saat itu, Wukir mulai piawai membuat alat musik dengan efek yang unik sehingga tidak jarang hal itu membuat sejumlah orang tertarik untuk membeli karyanya. Dia juga mulai kebanjiran mengisi workshop.

Menariknya, kendati kerap mendapat undangan mengisi workshop, Wukir mengaku tidak pernah membeberkan rahasia bagaimana dia berhasil menciptakan alat musik. Dia mengaku hanya memberikan motivasi kepada peserta untuk kreatif.

“Saya tidak mau mereka menjadi saya. Yang saya tekankan adalah sejatinya manusia memiliki kreativitas masing-masing. Bahkan kalau mau mereka [peserta workshop] bisa lebih dari saya asalkan dia mau mengeluarkan energi kreatif mereka masing-masing,” ungkapnya.

Bukan antibarat, tapi Wukir memang berharap musisi Indonesia bisa belajar dari seni Nusantara. “Masih banyak hal yang bisa digali di negeri yang sangat kaya ini,” pungkas lelaki yang lahir pada 1977 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya