SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WAYANG ORANG BOCAH--Sanggar tari Soerya Soemirat membawakan lakon Nggeguru pada Festival Wayang Orang Bocah di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Solo, Jumat (4/11/2011). Festival diikuti enam sanggar tari di wilayah Soloraya agar anak-anak tetap mencintai kebudayaannya sendiri. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Siapa bilang pentas wayang orang tak menarik hati anak-anak? Pagi itu, Jumat (4/11/2011), ratusan anak yang terbagi dalam tiga sanggar menunjukkan aksinya dalam Festival Wayang Orang Bocah hari pertama di Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari.

Promosi Tragedi Simon dan Asa Shin Tae-yong di Piala Asia 2023

Meski rata-rata masih berusia SD dan SMP, penampilan mereka tak kalah dengan para seniornya.

Seperti performa Sanggar Tari Soerya Soemirat Solo. Membesut lakon Nggeguru, 50 bocah dari sanggar tari ini sukses mengundang aplaus meriah dari para pengunjung lewat performanya yang lepas khas anak-anak.

Selain menyuguhkan sajian drama yang apik, pentas yang bercerita tentang perjalanan Bratasena ini banyak menanamkan pesan pendidikan dari sejumlah dialognya.

Mituhu dhawuhing guru, bakale entuk ilmu. Mituhu dhawuhing dwija, bakale uripe mulya. Mituhu marang bapak, bakale urip kepenak,” ujar Prabu Durna, guru Bratasena, yang diperankan Amar, putra Ki Warseno Slenk.

Dalam pentas berdurasi 45 menit ini, Nggeguru seolah dikonsep sedemikian rupa untuk pembelajaran anak-anak. Nggeguru mengawali kisahnya kala Pandawa dan Kurawa menimba ilmu di Padepokan Sokolimo milik Durna. Jika awak Pandawa seperti Permadi dan Bratasena tekun belajar, tak begitu halnya dengan para Kurawa. Mereka malah celelekan dalam menerima petuah Durna.

“Ayo, sapa sing wani mlebu Alas Minangsroyo dinggo nguji kasekten?” tutur Durna kepada Pandawa dan Kurawa.

Punapa, Minangsroyo? Kula kinten Ngarsapura…,” ujar keluarga Kurawa sambil tertawa.

Ketika Kurawa menyepelekan petuah Durna, Bratasena justru menunjukkan keberaniannya. Meski tahu kalau Alas Minangsroyo sangat berbahaya, ia tetap maju karena percaya petuah Durna adalah yang terbaik.

“Bratasena akhirnya mampu melalui rintangan itu dan menjadi lebih sakti. Anak-anak harusnya bisa meneladani sikap Bratasena dalam menuntut ilmu. Walau sekarang banyak godaan seperti televisi dan game, mereka harus tetap fokus belajar,” ujar sang sutradara, Jonet Sri Kuncoro.

Selain Soerya Soemirat, Festival Wayang Orang Bocah pagi itu dimeriahkan penampilan Sanggar Metta Budaya Solo dan Sanggar Darma Giri Budaya Wonogiri.

Mereka masing-masing menampilkan lakon Srikandi Mustakaweni dan Tetuko Kridha.

(Chrisna Chanis Cara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya