Entertainment
Rabu, 26 Februari 2014 - 00:45 WIB

NGOBROL MUSIK : Koes Plus Dikupas di Pendapa Lokananta

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, dan Murry dalam pentas Koes Plus Reuni in Action Acoustic Exclusive di Auditorium RRI, Solo, Selasa (3/9/2013). (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO — Kisah kejayaan band era 1970-an Koes Plus telah berlalu, namun militansi penggemarnya untuk terus mendukung band yang kini berjalan dengan dua anggota yang tersisa, Yok dan Yon, ini patut diacungi jempol. Sampai saat ini, anggota komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia masih gemar bernostalgia dengan lagu-lagu band idola mereka itu.

Melihat fenomena kepopuleran Koes Plus, sekelompok anak muda yang berasal dari sejumlah komunitas musik di Solo tergerak menggelar acara Ngobrol Musik perdana di pendapa Lokananta Solo, Sabtu (8/3/2014) mendatang. Diskusi yang mengupas legenda musik Indonesia ini akan menghadirkan perwakilan Koes Plus Fansclub Surakarta (KPFS).

Advertisement

Penggagas acara Ngobrol Musik, Danang Rosdianto, mengutarakan ide diskusi musik ini datang dari anak muda yang ingin melihat perkembangan musik di Tanah Air. “Acara yang perdana digelar ini akan mengulas Koes Plus. Saat ini banyak anak muda yang mulai tertarik mengenal fenomena Koes Plus,” terang Danang ketika berbincang dengan Espos, Senin (24/2/2014).

Danang menguraikan diskusi yang menghadirkan narasumber dari KPFS itu bakal membahas sejarah kelahiran hingga musikalitas Koes Plus. “Banyak yang belum tahu sejarah Koes Plus seperti apa. Bagaimana musiknya bisa digemari oleh penggemarnya hingga saat ini,” paparnya.

Menurut Danang, acara Ngobrol Musik selanjutnya akan digelar secara reguler setiap dua bulan sekali di salah satu tempat bersejarah di Solo. “Rencananya dua bulan sekali digelar acara diskusi musik bertempat di salah satu museum musik di Indonesia, untuk acara perdana nanti di Lokananta Solo.”

Advertisement

Bagi penggagas acara ini, Solo sebagai salah satu kota yang cukup banyak menaungi musisi muda perlu mengenal sejarah musiknya sendiri. “Anak muda di sini biar enggak hanya kenal band luar negeri saja. Tapi juga tahu kalau negaranya sendiri punya sejarah panjang. Ke depan kami tampilkan legenda musik lain,” pungkasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif