Entertainment
Kamis, 26 Januari 2012 - 16:06 WIB

OMAH BUDAYA INDONESIA Ultah ke-2

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - PENTAS KESENIAN - Para seniman muda yang tergabung dalam sanggar Omah budaya Nusantara unjuk kebolehan di pelataran Omah budaya di kawasan Bonorejo, Nusukan, Banjarsari, Solo, Rabu (25/1/2012) malam. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

PENTAS KESENIAN - Para seniman muda yang tergabung dalam sanggar Omah budaya Nusantara unjuk kebolehan di pelataran Omah budaya di kawasan Bonorejo, Nusukan, Banjarsari, Solo, Rabu (25/1/2012) malam. JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu

Hentakan musik bambu mengalun rancak di Omah Budaya Indonesia, Bonorejo, Nusukan, Rabu (25/1/2012) malam. Alunannya mengiringi lagu Cinta yang Hilang yang dinyanyikan dua gadis berkostum kebaya kutubaru. Lewat iringan bambu, lagu yang dipopulerkan Yuni Shara itu terdengar unik dan syahdu.

Advertisement

Pentas itu adalah salah satu hiburan yang digelar dalam ulangtahun Omah Budaya Indonesia yang kedua. Puluhan warga sekitar, mulai anak-anak hingga dewasa tampak asyik mengikuti pesta seni yang dihelat hingga pukul 23.00 WIB ini.

Selain kolaborasi tradisional-modern yang terangkum dalam Cinta yang Hilang, malam itu awak Omah Budaya Indonesia menunjukkan keahliannya berolah tari. Sejumlah tari tradisi hingga kreasi baru seperti Gambyong dan Golek Tirto Kencono mengalir magis dibumbui tembang Jawa. Pentas yang beratapkan langit itu semakin bermakna lewat suguhan geguritan dan orasi-orasi budaya.

Ketua Omah Budaya Indonesia, Masmulathi, saat ditemui di sela-sela acara, mengatakan pentas digelar untuk mendekatkan budaya pada warga sekitar. Selama ini, imbuhnya, Omah Budaya berupaya melestarikan budaya Jawa lewat beberapa pelatihan seperti tari, membuat topeng dan membatik. “Kami terbuka bagi semua lapisan masyarakat. Kami tak memungut biaya tertentu karena Omah Budaya murni untuk perjuangan budaya,” ucap perempuan yang akrab disapa Imas itu.

Advertisement

Dengan usianya yang semakin bertambah, pihaknya ingin semakin dikenal masyarakat. Kini, imbuhnya, Omah Budaya telah memiliki 200-an anggota yang tersebar di Soloraya. “Ke depan, kami berencana menggelar pentas cerita rakyat dan pelatihan akting bagi anggota.”

Budayawan dari Padepokan Gedong Putih, Suseno Hadi Parwono, menyarankan Omah Budaya menggandeng akademisi agar semakin berkembang di masa mendatang. “Selain itu, (Omah Budaya) sering-sering tampil di tempat lain. Biar grengsenge luar biasa,” ucapnya.

(JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif