Entertainment
Selasa, 16 Juni 2015 - 03:40 WIB

ORASI BUDAYA : Trio Djarot Ajak Lawan Korupsi di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - (Dari kiri), Erros Djarot, Slamet Rahardjo Djarot dan Boedi Djarot saat tampil bersama di Panggung Hiburan Kampayo XT Square, Jumat (12/6/2015) malam. (JIBI/Harian Jogja/ist)

Orasi budaya yang menyerukan anti-korupsi disampaikan Trio Djarot.

Harianjogja.com, JOGJA—Trio Djarot, yakni Slamet Rahardjo Djarot, Erros Djarot dan Boedi Djarot tampil bersama di Panggung Hiburan Kampayo XT Square, Jumat (12/6/2015) malam. Dari panggung seni ketiganya menyerukan perlawanan terhadap korupsi.

Advertisement

Sebenarnya aksi yang digelar adalah konser dari bungsu keluarga Djarot yakni Boedi Djarot. Namun dua kakaknya, akhirnya naik ke pentas untuk bergabung. Erros membawakan orasi yang menceritakan tentang sejarah Bung Karno dan peranannya terhadap negeri ini. Sementara Slamet Rahardjo melakukan orasi budaya yang bercerita tentang kecintaan terhadap Tanah Air.

“Perlawanan tidak harus kepala diadu dengan kepala,” kata Slamet Rahardjo dengan gaya kalem yang khas.

Karena itulah Slamet mengajak Boedi Djarot, adiknya, dan generasi muda di Indonesia untuk lebih mengedepankan jalan damai dalam melawan ketidakadilan. Lelaki berjenggot pengisi program andalan salah satu televisi swasta ini justru lebih banyak berbicara tentang kampanye air bersih.

Advertisement

“Air adalah biyung kita. Maka jagalah air yang menjadi sumber penghidupan kita. Tak perlu kita melakukan aksi kekerasan karena itu hanya akan melukai bumi kita ini,” ajak Slamet Rahardjo
Dalam pagelaran itu, Boedi Djarot mengusung tema “Jangan Kotori Jogja dengan Korupsi”. Didukung oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Human Right Support for Indonesia, Boedi bersama Republik Anti-Korupsi (RAK) Band, menyanyikan lagu-lagu perlawanan terhadap korupsi dan ketidakadilan.

Boedi Djarot juga melibatkan dua pemain Teater Sega Gurih, teater berbahasa Jawa yakni Nurul Jamilah dan Lik Slenco yang membuat panggung menjadi lebih cair. Berkali-kali penonton dibuat tertawa terbahak-bahak karena dialog lugu Sum Kuning, yang diperankan Nurul dengan Boedi Djarot tentang korupsi.

“Jogja kami pilih karena termasuk salah satu kota yang gencar melawan korupsi,” kata Boedi sebelum pementasan. Dinobatkannya Kelurahan Prenggan sebagai Kelurahan Anti Korupsi, kata dia merupakan bentuk keseriusan Pemkot Jogja dalam memberantas korupsi.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif