SOLOPOS.COM - GOR Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang digunakan untuk Parade Teater, Senin-Sabtu (4-9/5/2015). Parade Teater 2015 yang diadakan Jaringan UKM Seni (JUS) UMS menampilkan enam lakon. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Parade teater UMS menampilkan 6 pertunjukan teater di GOR UMS.

Solopos.com, SUKOHARJO – Jaringan UKM Seni (JUS) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar pesta pertunjukan teater pada tahun ini.

Promosi Sejarah KA: Dibangun Belanda, Dibongkar Jepang, Nyaman di Era Ignasius Jonan

Agenda bertajuk Parade Teater tersebut pernah vakum selama 6 tahun mulai 2008 sampai 2013, namun berhasil dihidupkan kembali pada 2014.

JUS UMS menyiapkan enam pertunjukan teater sekaligus dalam Parade Teater 2015. Tidak hanya dari internal kampus UMS, mereka juga menggandeng kelompok teater dari luar kampus UMS untuk pentas secara berurutan di Gedung Olahraga (GOR) UMS, Senin-Sabtu (4-9/5/2015) pukul 19.00 WIB.

Kelompok teater yang tampil dalam agenda yang mengambil tema Stop War and Save Children itu, antara lain Teater Kidung (UMS), Teater Lugu (Fakultas Psikologi UMS), Teater Ngirit (Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS), Teater Wejang (FKIP UMS), Forum Komunikasi Teater (FKT) UNS, dan Teater Gidag Gidig pimpinan Hanindawan.

Teater Kidung mengawali pesta dengan menyuguhkan pertunjukan teater berjudul Tuk, Senin. Pentas yang disutradarai Soetardjo itu bercerita tentang kondisi perkotaan yang semakin sesak. Tergambar, ada sebuah rumah yang dibuat berpetak-petak agar dapat menampung lebih banyak kaum boro.

Sementara itu, Teater Lugu menyajikan pertunjukan teater berjudul Surat Kepada Gubernur karya Theodore Apstein, Selasa. Pertunjukan yang disutradarai Septian Rezka tersebut menyuguhkan kisah kehidupan mengenai pola hubungan manusia yang selalu saling membutuhkan atau berkaitan.

“Parade Teater untuk memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar civitas di lingkungan UMS dan pihak luar [UMS]. Agenda ini sebagai bentuk kerja sama nyata untuk mengembangkan seni pertunjukan khususnya di Solo,” kata ketua panitia Parade Teater 2015, Bayu Pradanta kepada , Rabu (6/5/2015).

Di hari ketiga Parade Teater 2015, Teater Ngirit menyajikan pertunjukan dengan judul Kakus, Rabu. Pertunjukan yang disutradarai Lahan Nur S. Tersebut bercerita tentang kondisi sebuah rumah makan yang berada satu halaman dengan sebuah water closet (WC) umum. Kondisi WC umum itu penuh dengan antrean yang selalu ribut.

“Kami memang sengaja berkoordinasi dengan setiap kelompok untuk mementaskan naskah realis. Karena menyajikan cerita yang diadaptasi dari cerita nyata, naskah realis mudah dipahami hingga lebih disukai oleh masyarakat pada umumnya,” jelas Bayu.

Bayu berharap ada banyak penonton yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan teater setiap harinya. Menurut dia, sebagian dari penghasilan dari penjualan tiket penonton akan didonasikan untuk penderita penyakit kanker dan anak-anak korban perang. Bayu mengatakan Parade Teater 2015 akan ditutup dengan acara diskusi.

“Sesuai tema, melalui pentas ini kami berusaha untuk juga peduli terhadap penderita kanker dan anak-anak korban peperangan. Kami juga akan berdiskusi terkait kanker dan hak anak di penutupan Parade Teater dengan menghadirkan narasumber berkompeten [Minggu, 10/5/2015],” jelas dia.

Berdasarkan informasi yang diperoleh , Teater Wejang bakal menyuguhkan pertunjukan teater berjudul Terbelenggu karya H. Adjim Arijadi yang disutradarai Frisilia Desti irmawati, Kamis.

FKT UNS dijadwalkan mementaskan teater berjudul Pedati Kita di Kubangan yang disutradari Bas Moyos, Jumat. Terakhir, Teater Gidag Gidik menampilkan teater berjudul Lampoe Plenthung 12 Watt yang disutradari Hanindawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya