SOLOPOS.COM - Personel Pecas Ndahe (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)
SOLO — Pencinta humor kota Solo pasti tak asing lagi dengan almarhum Mbah Ranto, pelawak Solo di era 70-an. Mbah Ranto telah menorehkan sejumlah prestasi terutama di dunia perlawakan Solo saat masih hidup. Banyak seniman dan pelawak lokal yang terinspirasi sosok Mbah Ranto, termasuk kelompok musik humor Pecasndahe.
Saking sukanya kepada almarhum, Pecasndahe bakal menggelar pementasan khusus Mbah Ranto Maret mendatang. Pementasan bertajuk Tribute to Mbah Ranto itu diadakan untuk mengenang almarhum sekaligus mengenalkannya kepada generasi muda sekarang.
“Untuk mengenang dan mengenalkan beliau karena sebagai icon lawak Kota Solo,” ucap salah satu personel Pecasndahe, Doel, saat dihubungi Solopos.com, Selasa (1/1/2013).
Meski bertema Mbah Ranto, kelompok humor yang beranggotakan Doel, Burhan dan Emil ini tak lantas menggunakan nama almarhum saat beraksi di panggung. Mereka bakal melontarkan guyonan-guyonan seperti biasanya. Hanya saja semangatnya yang mereka bawa berasal langsung dari pelawak lawas itu.
Doel menjelaskan mereka juga bakal mengundang sejumlah keluarga Mbah Ranto dalam pementasan yang baru kali pertama diadakan itu. “Mungkin nanti akan mengundang anak-anak Mbah Ranto seperti Mas Mamiek atau yang lainnya,” tambah Doel.
Selain sebagai pelawak, Mbah Ranto juga seorang pencipta lagu. Salah satu lagunya yang hingga kini masih sering didendangkan berjudul Anoman Obong. Ia berkiprah di dunia seni sejak kelas tiga SMP dan meninggal dunia di usia ke-66 pada tahun 2002. Saat itu ia meninggalkan enam anak dan sejumlah cucu serta cicit. Anak-anaknya kini menjadi seniman kenamaan, seperti pelawak Srimulat, Mamik Prakoso dan penyanyi campursari Didi Kempot.
