Entertainment
Sabtu, 7 Januari 2012 - 06:16 WIB

Pentas What on Earth is the Matter?: Ingatkan Bahaya Global Warming

Redaksi Solopos.com  /  Mulyanto Utomo  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ilustrasi: Internet

Advertisement

Awalnya, Earth dan Human Race adalah sahabat baik. Mereka sering berjalan beriringan. Namun semua berubah kala Human Race menjadi sosok perusak. Dengan keegoisannya, Human Race memanfaatkan Earth hingga ia lemah tak berdaya.

“I gave you, my friend, a tree, you chopped it down. I gave you a river, but you defiled it. I gave you the sky, but you blackened it with smoke from your never ceasing fires. Will nothing make you love me, again? (Aku memberimu pohon, kamu menebanginya. Aku memberimu sungai, tapi kau mencemarinya. Aku memberimu langit, tapi kami menghitamkannya dengan asap pabrik. Apa tak ada yang membuatmu mencintaiku lagi?),” ujar Earth lesu.

Petikan adegan itu terekam dalam pentas teater berjudul What on Earth is the Matter? di Teater Arena Taman Budaya Surakarta (TBS), Kamis (6/1). Sejumlah mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengusung karya Sid River ini dalam Parade Teater Delapan Pementasan.

Advertisement

What on Earth is The Matter? memang sangat lekat dengan isu global warming. Selama 45 menit, pengunjung diingatkan mengenai kondisi bumi yang semakin memrihatinkan tiap harinya. Pentas berbahasa Inggris ini juga banyak menyindir kelakuan manusia yang semakin tak bersahabat dengan alam. Seperti polusi yang tak henti-hentinya diciptakan, penggundulan hutan hingga eksplorasi yang tanpa diimbangi konservasi. “Cerita ini kami angkat karena masih relevan dengan kondisi sekarang. Bagaimana bumi seolah dilupakan hanya demi mengeruk keuntungan,” ujar sang sutradara, Dewi Mardhiyah, saat ditemui Espos di sebelum pentas.

Selain What on Earth is The Matter?, kala itu juga dipentaskan tujuh naskah lain dari mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UNS. Dipaparkan Ketua panitia, Memet Sudaryanto, kegiatan itu adalah bagian dari tugas akhir mata kuliah penyutradaraan. Mahasiswa, imbuhnya, diminta mementaskan teater sesuai dengan program studinya.

“Mulai dari bikin properti, lighting hingga pentas semua disiapkan sendiri. Meski masih pemula, kami menikmati prosesnya.”Chrisna Chanis Cara

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif