Solopos.com, SOLO – Pada Jumat (31/10/2014) kemarin, sebagian masyarakat dunia merayakan hari kebangkitan arwah atau yang biasa dikenal dengan Halloween. Bagaimana sejarah Halloween?
Halloween berasal dari festival Samhain (dari bahasa Irlandia Kuno samain) yang dirayakan orang Kelt kuno. Festival Samhain merupakan perayaan akhir musim panen dalam kebudayaan orang Gael, dan kadang-kadang disebut tahun baru Kelt.
Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali
Menurut Wikipedia, orang Kelt menganut paganisme secara turun temurun menggunakan kesempatan festival untuk menyembelih hewan ternak dan menimbun makanan untuk persiapan musim dingin. Bangsa Gael kuno percaya bahwa tanggal 31 Oktober, pembatas dunia orang mati dan dunia orang hidup menjadi terbuka.
Orang mati membahayakan orang hidup dengan membawa penyakit dan merusak hasil panen. Sewaktu merayakan festival, orang Gael menyalakan api unggun untuk membakar tulang-tulang dari hewan yang mereka sembelih. Orang Gael mengenakan kostum dan topeng untuk berpura-pura sebagai arwah jahat atau berusaha berdamai dengan mereka.
Halloween dirayakan tepat di malam sebelum Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saint’s Day). Perayaan Halloween ditandai dengan kostum, dekorasi, dan makanan yang unik dan aneh. Perayaan Halloween dilakukan dalam tahun liturgi yang didedikasikan untuk mengingat orang yang telah meninggal termasuk orang yang disucikan (hallows), martir, dan semua orang dalam keadaan beriman.
Dilansir Boldsky, Jumat, Halloween kali pertama dirayakan oleh agama kuno suku Celtic (sekitar abad 500 SM) yang datang dari Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Sekarang perayaan tersebut dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Inggris, Skotlandia, Wales, Irlandia, dan semua keturunan dari suku Celtic.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
