SOLOPOS.COM - Penata artistik pergelaran sendratari Matah Ati, Jay Subyakto (kiri) dan publicist program, Angelina Sumarno, memberikan penjelasan mengenai konsep tata panggung untuk pertunjukan yang menuturkan kisah perjuangan istri RM Said, Raden Ayu Matah Ati. Pertunjukan itu akan digelar di Pamedan Mangkunegaran, Solo, 8-10 September mendatang. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

Penata artistik pergelaran sendratari Matah Ati, Jay Subyakto (kiri) dan publicist program, Angelina Sumarno, memberikan penjelasan mengenai konsep tata panggung untuk pertunjukan yang menuturkan kisah perjuangan istri RM Said, Raden Ayu Matah Ati. Pertunjukan itu akan digelar di Pamedan Mangkunegaran, Solo, 8-10 September mendatang. (JIBI/SOLOPOS/R Bambang Aris Sasangka)

SOLO – Pergelaran sendratari Matah Ati yang bakal dipanggungkan di Pamedan Pura Mangkunegaran, Solo, 8-10 September mendatang, bakal mengerahkan 250 penari lokal dari Institut Seni Indonesia (ISI) dan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 8 Solo atau yang selama ini dikenal sebagai SMKI. Hal ini sebagai penghormatan kepada profesi seni dan potensi lokal di Solo.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Demikian ditegaskan penata artistik Matah Ati, Jay Subyakto, saat bersama rombongan manajemen produksi Matah Ati bertandang ke kantor redaksi grup media SOLOPOS di Griya Solopos, Selasa (14/8/2012) sore. “Sama sekali tidak ada bintang tamu atau artis terkenal yang kami tampilkan. Soalnya jadi artis itu seolah-olah gampang sekali,” kata Jay. “Kami ingin menghargai mereka yang belajar dan bekerja keras karena untuk menjadi artis itu harus melalui proses,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jay, berencana memfilmkan Matah Ati agar pertunjukan itu bisa dinikmati lewat layar lebar. Ke depan ia juga berkeinginan membukukan Matah Ati dengan ditulis lewat berbagai versi bahasa.

Sementara Promotion Manager PT Global 3 L, Willy Priyoko, menambahkan dalam pertunjukan yang digelar tiga hari itu, terdapat sejumlah aturan yang harus dipatuhi oleh penonton. Di antaranya penonton harus datang tepat waktu dan tidak diizinkan keluar area pagelaran sebelum acara selesai. Pasalnya pintu masuk area pagelaran bakal ditutup saat pagelaran mulai. “Selama dua jam itu penonton enggak boleh keluar masuk agar tidak mengganggu konsentrasi pemain dan konsetrasi penonton lain yang menikmati pertunjukan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Willy, mengatakan pertunjukkan Matah Ati kali ini juga ingin didedikasikan untuk almarhum Gusti Heru atau GPH Herwasto Kusumo, kerabat Pura Mangkunegara yang juga dikenal sebagai pengembang pembina seni tari Solo. “Gusti Heru selama ini sangat mendukung proses persiapan dan pertunjukan Matah Ati. Bahkan sampai beliau meninggal dunia, sebelumnya beliau masih sangat intens mengikuti rapat-rapat persiapan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya