SOLOPOS.COM - Benjo eks Teamlo. (Tangkapan layar YouTube Mohamad Toha)

Solopos.com, SOLO-Eks personel band humor Solo Teamlo, Benjo, meninggal dunia di RS dr Oen Kandang Sapi Solo, Jumat (26/5/2023) siang, berikut ini perjalanan hidupnya. Simak ulasannya di profil artis kali ini.

Kabar duka itu disampaikan salah satu teman Benjo yang juga personel Pecas Ndahe, Nurul. Dia menyatakan dirinya juga sudah mengontak salah satu eks personel Teamlo, Pangsit Anjasmara, untuk memastikan informasi itu.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

“Saya sudah kontak Mas Pangsit dan informasinya benar. Saya inbox di FB untuk memastikan informasi itu,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Jumat (26/5/2023).

Melongok ke belakang, perjalanan hidup almarhum Benjo eks Teamlo ternyata penuh warna. Sebelum dikenal berkat Teamlo, pria kelahiran Margorejo, Gilingan, Banjarsari Solo ini telah melakoni banyak pekerjaan.

“Saya lahir di Margorejo etan Balapan [sebelah timur Stasiun Balapan]. Di situ apa-apa ada judi ada, mendem ada, komplit pokoknya. Rumah saya jemaah satu lorong gitu kanan kiri disingget-singget gitu. Waktu kecil pernah jualan asongan di Balapan, saya dulu jual minumannya. Pokoknya saya ini ngabehi, apa-apa diayahi,” tuturnya saat menjadi bintang tamu di Podcast Mohamad Toha pada 2022 lalu dikutip pada Jumat (26/5/2023).

Menceritakan masa kecilnya, sahabat Pangsit ini mengaku juga tidak mengetahui asal mula panggilan dirinya yaitu Benjo. Uniknya, dia baru mengetahui nama asli yang diberikan orang tuanya justru saat sekolah.

“Kenapa benjo? Kenapa nggak bunder?” tanya Mohamad Toha.

“Saya juga heran dengan nama saya Benjo. Saya sendiri sampe lupa nama asli saya, saya sendiri nggak tau nama saya yang asli kalo nggak sekolah. Jadi saya lahir itu sudah dipanggil Benjo. Lalu bapak saya mendaftarkan saya sekolah baru saya tahu nama saya Sugiarto,” paparnya.

“Jadi nama aslinya Imam Sugiarto ya? Masuk SD kan?” tanya Mohamad Toha.

“Iya, tapi yang saya imami hanya Sugiarto aja,” jawab Benjo dengan gaya khasnya yang nyelelek.

Dia menceritakan awal mula tahu nama aslinya saat diabsen oleh guru. Sang guru memanggil nama Giarto, ternyata tidak ada murid satu kelas yang mengangkat tangan. “Tahunya waktu diabsen guru, Giarto. Karena enggak ada yang angkat tangan ya berarti namaku itu,” tuturnya tergelak.

Perjalanan hidupnya penuh warna, Benjo eks personel Teamlo mengisahkan awal mula terbentuk grup yang membesarkan namanya itu. “Dulu [gabung dengan] Teamlo sekarang bandnya Pangben. Itu eks dari Teamlo,” tuturnya.

Menurutnya pencetusan nama Teamlo tahun 1997 di daerah Srambatan. “Dulu kan ada Suku Apakah. Saya ini seperti pagebluk… Suku Apakah bubar, muncul Teamlo. Kita bikin nama itu di daerah Srambatan, di situ tercetuslah nama itu. Awalnya [pentas] dari kampus ke kampus bayarannya ga jelas, kampus itu bayarannya mepet-mepet ya ga mepet sih pak, uang saku. Tapi seneng zaman dulu sekitar Rp300.000 waktu itu untuk satu grup,” bebernya.

Selang setengah tahun setelah terbentuk, Pangsit bergabung lagi. ” Terus kita tu selang setengah tahun Pangsit datang lagi saya bisa ikut di situ karena Pangsit pergi ke Jakarta kerja di sebuah majalah gitu. Setengah tahun kemudian ada Pangsit, manajemen [Teamlo] tertata, jualannya juga pinter. Meski pun di Solo dulu harganya masih mepet-mepet, waktu itu tahun 1999 kita sudah bisa jual seharga Rp2 juta sekali manggung terus kita naik lagi naik lagi. Kalo sekarang  [2022] seikhlasnya,” tuturnya bergurau.

Mengisahkan perjalanan hidupnya bersama grup band humor itu, Benjo eks Teamlo juga mengalami suka duka. Teamlo dan kawan-kawan sempat kena imbas krisis moneter pada 1998.  “Habis itu krismon reformasi, banyak cerita lucu. Setelah krismon waktu itu kan jarang ada yang punya kan pak. Iki nyambut gawe apa, ana cet-cetan gelem pora air brush? Yo rapopo. Kurungan manuk [sangkar burung] ki? Yo wis rapapa. Diajari nggambar saya jane, tapi saya nggak bisa,” tuturnya mengenang masa-masa jatuh bangun tersebut.

Kemudian pada 2008,  ayah tiga anak ini memutuskan keluar dari grup  yang telah membesarkan namanya.  Tak lama kemudian, Pangsit juga ikut keluar.

“Kenapa keluar dari Teamlo? Ya nggak tahu mungkin ada campur tangannya Gusti Allah, mungkin saya terlalu kemaki. Dulu eker-ekeran sama Pangsit aku sik aku sik, rasah aku sik. Akhirnya saya keluar duluan,” bebernya.

Mengenang perjalanan hidupnya, Benjo eks Teamlo menjelaskan setelah keluar dirinya memutuskan membentuk Pangben. Pangben merupakan akronim dari Pangsit dan Benjo.

“Enggak hanya berdua, ada tiga anggota lainnya. Mereka kru saya di Teamlo yaitu Bobby, Tony, dan Yoyok. Enggak diikutkan dalam singkatan karena gajinya banyak saya,” kelakarnya.

Setelah dia dan Pangsit keluar, menurutnya Teamlo tetap eksis di bawah Wawan. “Teamlo yang dulu masih eksis tapi di bawah Wawan. Wawan kadang masih pakai Bobby. Tapi tetep Teamlo karena dia yang bikin Teamlo. Yang mencetuskan nama itu Wawan.”

Selain syuting untuk tayangan reguler di TPI bersama Teamlo, Benjo juga pernah main sinetron hingga membintangi iklan. “Ada sinetron plesetan misteri menggambarkan kehidupan hantu. Alhamdulillah saya jadi pak RT, bukan hantunya. Kalo pangsit itu [berperan jadi] Pak Pocong. Sinetron kehidupan hantu, itu dulu sampai 100 episode. Kalo waktu itu duit sinetron zaman dulu nggak kayak sekarang. 2009-an uangnya masih pelit, [pemain sinetron] Sekarang sudah enak-enak,” tuturnya.

Selain itu dia juga pernah bergabung dengan keroncong kampung dan menjadi karyawan perusahaan mebel. “Ikut keroncong kampung bayarannya tidak seberapa. [Bayarannya] Habis untuk sewa angkutan bayaran ini itu, akhirnya diklumpukne saja buat wedangan sampai ngebyar. Di samping itu saya kerja di mebel, saya bikin joknya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya