SOLOPOS.COM - Penampilan OK Fullend dan OK Hamkri Temanggung dalam Pergelaran Keroncong Nusantara di Taman Budaya Jawa Tengah di Solo, Selasa (17/10/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO–Regenerasi musisi keroncong berhasil diwujudkan oleh Orkes Keroncong (OK) Fullend dari Kendal, Jawa Tengah. Hal ini tampak saat mereka tampil dalam Pergelaran Keroncong Nusantara di Pendopo Ageng Gendhon Humardani, Taman Budaya Jawa Tengah di Solo, Selasa (17/10/2023) lalu.

Keberhasilan regenerasi tampak dari para anggota orkestra keroncong yang masih muda, baik pemain alat musik maupun vokalis. Selain regenerasi musisi, Fullend juga sukses menyajikan musik keroncong dengan nuansa yang lebih modern.

Promosi Meniti Jalan Terakhir menuju Paris

Ditemui Solopos.com selepas tampil, penggerak Fullend Gita Sadana Yulisfar, mengatakan saat ini Fullend sudah dipegang oleh generasi musisi ketiga. Para anggota di dalam orkes keroncong tersebut sudah bergabung ke Fullend sejak remaja.

“Saya dan kawan-kawan itu bergabung sejak remaja, jadi dulu kami masih [berusia] belasan [tahun] dan ikut di Fullend, sempat berkompetisi keroncong remaja tingkat Provinsi Jawa Tengah. Akhirnya berkat kenekatan kami menggabungkan keroncong dengan musik lain terbentuklah regenerasi seperti sekarang,” ujar Gita.

Namun, dia mengakui masih banyak kendala yang dihadapi oleh Fullend sebagai wadah musisi keroncong di Kendal. Menurut Gita, keroncong tetap kalah dibandingkan musik populer sehingga di Kendal penikmatnya sedikit.

Karena perkembangan masih terkendala, OK Fullend hanya dapat berjalan sebagai hobi bagi para musisinya, bukan sebagai mata pencaharian.

Gita menjelaskan impiannya bagi Fullend bersama kawan-kawannya terasa cukup sulit, yaitu merilis album keroncong terkini. Menurut dia, dengan album musik keroncong Kendal akan semakin dikenal masyarakat.

Album terasa sulit karena untuk memproduksinya terasa mahal. Gita mengaku sebagai musisi di Jawa Tengah cukup iri dengan perkembangan musisi Yogyakarta yang dihargai dan diberi ruang oleh pemerintahnya.

Fullend sendiri sudah merambah eksistensi digital lewat kanal Youtube. Namun, menurut Gita hasil dan optimasinya belum seberapa.

Regenerasi Fullend sebagai salah satu orkes keroncong sendiri menjanjikan. Dengan musisi-musisi yang masih muda, variasi lagu, iringan, dan jenis-jenis musik yang dikreasikan menjadi lebih menarik.

Gita mengaku Fullend sudah merambah ke musik keroncong-dangdut (congdut) agar musik keroncong bisa dinikmati masyarakat Kendal penikmat dangdut. Selanjutnya musik pop juga telah dinyanyikan gaya keroncong.

Pada penampilan Selasa malam itu, Fullend hadir bersama OK Hamkri Temanggung. Keduanya menyajikan masing-masing delapan lagu secara bergantian.

Orkes Keroncong Hamkri Temanggung sendiri masih didominasi oleh musisi keroncong senior meskipun jumlah penyanyinya lebih banyak dibandingkan OK Fullend.

Keduanya juga memiliki perbedaan tipis yang khas antara tempo dan beat musik. OK Fullend lebih luwes dalam bermain iringan dan beat serta didominasi permainan cello dan biola. Sementara itu OK Hamkri Temanggung masih menggunakan kekuatan ukulele sebagai tengara utama musik keroncong.

Dalam kesempatan tersebut juga hadir para penikmat dan pemain keroncong Solo.

Penanggung jawab Pagelaran Taman Budaya Jawa Tengah, Tria Vita Hendradjaja, mengatakan Pergelaran Keroncong Nusantara adalah kegiatan setiap dua bulan sekali yang menggandeng para musisi keroncong dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.

Biaya transportasi ditanggung Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Taman Budaya Jawa Tengah hanya menjadi lokasi pergelaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya