SOLOPOS.COM - (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Widji Thukul (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Puisi-puisi karya sastrawan sekaligus aktivis era 90-an, Widji Thukul, bakal kembali digeber, Sabtu (16/2/2013), di markas Komunitas Tanggul Budaya, daerah  Tanggul Dhawung Wetan RT 003/015, Kelurahan Danukusuman, Serengan, Solo.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Acara yang diadakan oleh Komunitas Tanggul Budaya itu melibatkan 15 seniman lintas kota seperti M Alie Sarbini asal Gresik, Yanusa Nugroho dari Jakarta, Landung S asal Jogja, seniman Solo serta adik kandung Widji Thukul, Wahyu Susilo. Ditambah tujuh kelompok teater Solo, seperti Kidung, Teras, Depan dan Jejak.

Ketua panitia acara, Ratna Hadi, diwakili anggota Komunitas Tanggul Budaya, Joko Bibit, Selasa (15/1/2013), menjelaskan acara tersebut sebagai bentuk apresiasi para seniman kepada Widji Thukul. Acara yang dipelopori oleh Landung S ini bakal dimulai pukul 18.30 WIB dan diperkirakan berakhir dini hari.

“Kalau melihat animo masyarakat yang tinggi begini kelihatannya bisa sampai pagi,” kata Joko.

Dalam acara Gaul Sastra 9 bertajuk Mengeja Puisi Wiji Thukul ini para seniman bakal membacakan karya Wiji dalam buku kumpulan puisinya Aku Ingin Jadi Peluru. Beberapa puisi yang akan dibacakan di antaranya Pulanglah Nang, Suara dari Rumah-Rumah Miring, Ucapan Kata-Katamu, Sajak Bagong dan tak lupa kata puisi Peringatan dengan penggalan kalimatnya yang paling terkenal,  Hanya ada satu kata: Lawan!.

Area pementasan puisi bakal diseting dengan tiga panggung utama. Masing-masing seniman akan membacakan puisi-puisi karya Widji secara estafet tanpa jeda. Setelah pembacaan puisi, mereka berencana membedah karya tersebut dan mengadakan diskusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya