SOLOPOS.COM - MENGHENTAK —Van Java Rasta Band Sragen tampil dalam Djarum Black Urban Music di Lapangan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Jumat (6/5) malam.

Ratusan anak baru gede (ABG) berjoget ria membentuk kelompok-kelompok kecil saat Van Java Rasta Band Sragen memainkan musik reggae dalam gelaran Djarum Black Urban Music di Lapangan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Jumat (6/5/2011) malam.

MENGHENTAK — Van Java Rasta Band Sragen tampil dalam Djarum Black Urban Music di Lapangan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Jumat (6/5) malam. (Espos/Tri Rahayu)

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Gerakan joget mereka seirama dengan lantunan musiknya. Apalagi ketika lagu Bengawan Solo didendangkan dengan musik reggae, teriakan para remaja ini menyeruak menirukan syairnya.

 

Kondisi lapangan yang becek berair setelah hujan mengguyur Plumbungan, tak menyurutkan semangat para penonton. Tak sedikit remaja yang melepas sama sekali alas kaki mereka karena kondisi lapangan becek.

Setidaknya ada lima grup band yang manggung dalam pentas yang digelar Ideunik Solo itu. Selain Van Java Rasta Band, ada Stabillo Band yang tampil paling awal, Java Jine Percussion, DJ Julia Barnie Bones dan Steven Jam sebagai bintang tamu. Grup sport dancer juga turut serta memainkan aksi panggung unik. Duet Java Jine Percussion bersama DJ Julia mampu menghipnotis penonton.

Sedangkan kehadiran Steven Jam paling ditunggu-tunggu penggemar, baik di arena lapangan maupun di luar lapangan. Anak muda yang berkumpul di luar lapangan pun tak kalah meriah. Hanya dengan modal otot dan kebersamaan kelompok, mereka membentuk kerumunan kecil sambil menirukan lirik lagu dan bergaya seirama dengan musiknya.

Ketua EO Ideunik Solo, Antok, saat dijumpai di sela-sela pentas, mengungkapkan pentas Djarum Black Urban Music ini sengaja mengambil dua kota, yakni Sragen dan Karanganyar. Pentas kali pertama digelar di Sragen dengan mengambil lokasi pinggiran kota.
Sragen memiliki varian kelompok remaja aliran punk hingga aliran percussion. Bahkan ada aliran-aliran musik jalanan.

“Kami ingin menggarap aliran-aliran musik yang sifatnya masih underground ini. Banyaknya kreativitas musik pinggiran di wilayah Sragen ini dicoba diangkat ke permukaan agar diakui dunia musik nasional. Lokasinya pun tidak di tengah kota, seperti di alun-alun, tetapi di pinggiran kota,” ujar Antok.

Tri Rahayu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya