SOLOPOS.COM - Penampilan grup band asal Liverpool, Inggris, Carcass, saat konser Rock in Solo 2014 di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (11/10/2014). Carcass tampil sebagai band headliner pada Rock in Solo 2014. (Septian Ade Mahendra/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — “You’r so quite, Solo. Why are you so shy? Is there something wrong?” kata Jeff Walker dengan muka keheranan. Bassist sekaligus lead vocalist Carcass itu pun mengulanginya beberapa kali setiap jeda antarlagu.

Ribuan massa yang memadati Benteng Vastenburg di jantung Kota Solo, Sabtu (11/10/2014) itu, pun tak terlalu menanggapi pertanyaan Jeff. Maklum, sebagian besar anak muda itu tak terlalu paham apa yang dikatakan pentolan band asal Liverpool itu dalam bahasa Inggris.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Tentu bukan hanya karena faktor bahasa yang membuat para metalhead muda itu tak terlalu bersemangat menanggapi. Banyak dari mereka yang memang belum terlalu kenal dengan lagu-lagu band extreme metal itu, meski apapun alasannya, musik mereka tetap bisa diterima. Memang “tak terlalu memekakkan telinga” seperti band-band hardcore sebelumnya yang tampil sejak siang hari.

Sebagai top headliners, kehadiran Carcass adalah yang paling ditunggu di RIS 2014. Namun kualitas musikalitas ketiga gitaris mereka memang lebih bisa diterima penikmat musik metal sejati atau setidaknya sudah pernah mendengarkan lagu-lagu itu sebelumnya.

Carcass membuka penampilan dengan Burried Dreams, sebuah lagu lama yang dirilis pada 1993 atau jauh sebelum mereka sempat bubar pada 1997. Lagu yang terdengar didominasi permainan rhytm itu mendapatkan applaus, tapi tetap ada yang terasa kurang. Di antara ribuan manusia itu, hanya sedikit yang tahu liriknya, apalagi hapal, dan cuma melakukan headbang dengan mulut terdiam.

Itu pula yang membuat Jeff mengulangi perkataannya. “I can’t speak Indonesia. You’r quite, you’r so shy.” Di mata Jeff, penonton di Solo ini tampak malu-malu. Sebagian penonton berusia muda mulai beringsut keluar dari arena konser.

Justru panggung Rock In Solo (RIS) 2014 sudah mencapai puncaknya saat band rock gaek Tanah Air, Edane, memberikan warna lain dalam konser itu. Eet Sjahranie dkk yang mengisi panggung tepat sebelum jadwal Carcass, memang “hanya” berstatus headliner kedua.

“Itu siapa namanya? Edane ya?” Tanya seorang pemuda asal Inggris mengobrol dengan penonton lainnya. “Iya itu band lama.”

Di luar itu, kebanyakan massa di Benteng Vastenburg malam itu jelas tak asing dengan Edane. Jauh dari bosan, tapi lebih tepat sebagai kerinduan terhadap band yang kerap gonta-ganti personel itu. Buktinya, ribuan orang melakukan koor saat hit-hit lama Edane dimainkan. Sebut saja Living Dead dan tentu saja hit mereka sejak 2001, Kau Pikir Kaulah Segalanya.

Dengan lagu-lagu itu, Edane menjadi band paling slow di RIS 2014. Meski beberapa lagu mereka cukup keras, toh lirik mereka masih bisa terdengar jelas karena mereka bukan band beraliran hardcore metal. Hal ini kontras dengan apa yang ditunjukkan trio Death Vomit asal Jogja yang tampil tepat sebelum mereka.

“Kita ini band yang paling slow karena kami ini slow rock,” kata lead guitarist Edane, Eet Sjahranie. Sebagai catatan, Eet memang lebih sering menyebut bandnya sebagai band rock ketimbang metal.

Toh meski paling slow, Edane masih mampu membuat sebagian penonton melakukan headbang massal dan melompat layaknya konser musik metal. Kebanyakan mereka juga masih mampu mengingat lirik Living Dead yang ditulis dalam bahasa Inggris. “We are living dead, You are living dead, I’m living dead, we are living dead,” refrain itu diteriakkan bersama, tanda mereka belum lupa lagu yang sudah cukup lama tak terdengar itu.

Ervin Nanzabakri, sang vokalis kelima Edane (sejak Ekky Lamoh), menyempatkan diri memuji Death Vomith dan Siksa Kubur, dua band keras yang telah mendahului mereka di panggung yang sama hari itu. “You’r amazing damn! Rock is amazing,” katanya,

Ditutup dengan lagu yang paling “slow”, Kau Pikir Kaulah Segalanya, 45 menit Edane menuntaskan jatahnya di panggung. Hanya 45 menit, tapi cukup bagi Eet dkk untuk menjadi puncak meskipun belum waktunya sampai puncak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya