SOLOPOS.COM - Prosesi wisuda 64 siswa Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta di bawah yayasan Pawiyatan Kabudayan Jawi Karaton Surakarta di Sasana Mulya, Sabtu (5/8/2017) malam. (Ika Yuniati/JIBI/Solopos)

Sebanyak 64 murid pambiwara dinyatakan lulus dalam sebuah acara di Keraton, Sabtu (5/8/2017).

Solopos.com, SOLO–Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton Surakarta di bawah Yayasan Pawiyatan Kabudayan Jawi Karaton Surakarta mewisuda sebanyak 64 siswa kelas pambiwara, di Sasana Mulya, Sabtu (5/8/2017) malam. Wisudawan yang berasal dari Solo, Tulungagung, Blitar, Malang, dan Semarang ini sebelumnya belajar pambiwara selama lebih dari enam bulan dengan lokasi berbeda-beda.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Siswa Solo belajar setiap Senin dan Kamis di Keraton Kasunanan. Sementara yang lainnya di kota masing-masing setiap Sabtu dan Minggu. Prosesi wisuda berjalan lancar mulai sekitar pukul 19.30 WIB hingga pukul 22.00 WIB.

K.P.H. Raditya Lintang Sasongka selaku Ketua Sanggar Pasinaon Pambiwara Karaton dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kesediaan para murid belajar pambiwara di Keraton Kasunanan.Kegiatan ini perlu dipertahankan untuk mempertahankan budaya tradisi di tengah perkembangan budaya luar yang kian masif.

Dalam kesempatan itu ia juga meminta maaf kepada wisudawan karena memindahkan lokasi acara secara mendadak. Melalui undangan yang juga dikirim kepada Espos acara sedianya digelar di dalam area Keraton Kasunanan. Namun pelaksanaannya berubah di Sasana Mulya. Lintang mengatakan hal itu karena di dalam keraton masih ada acara yang belum rampung.

Praktik

Wakil Ketua Sanggar K.R.R.A. Bowodiningrat mengatakan ini merupakan angkatan kelas pambiwara yang ke-34. Sebelumnya mereka sudah mewisuda sejumlah siswa sejak 1993. Sekolah tentang pambiwara ini normalnya berlangsung selama satu semester. Namun rata-rata baru selesai setelah lebih dari enam bulan.

Selama proses pembelajaran para siswa ini dilatih teori maupun praktik. Namun sebanyak 60% pembelajaran merupakan praktik menjadi seorang pembawa acara manten Jawa. Bowo menyebutkan delapan materi utama yang diberikan kepada anak didik mereka dimulai dari kepancasilaan, Bahasa Jawa, tulisan Jawa, kebudayaan Jawa, tata busana, ilmu gending macapat, tatacara upacara, tentang pambiwara, diakhiri dengan praktik. Dengan materi tersebut ia berharap lulusan sanggar keraton ini mampu menjadi pambiwara yang berbudaya.

“Siswa dalam kelas ini memiliki usia yang beragam. Paling muda bahkan ada yang masih SMP. Yang paling tua pernah sampai 84 tahun. Tetapi perbedaan usia itu tidak membatasi mereka. Yang penting itu niat,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya