Entertainment
Selasa, 21 Mei 2013 - 14:15 WIB

SASTRA BULAN PURNAMA : Ada Orkes Madun Minggu Nanti di Sela Pembacaan Puisi

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi Bulan Purnama JIBI/Harian Jogja/Reuters

Foto Ilustrasi Bulan Purnama
JIBI/Harian Jogja/Reuters

JOGJA—Penyair empat generasi membaca puisi dan fragmen pertunjukan teater dengan lakon bertajuk Madekur Terkeni/Orkes Madun #1, karya Arifin C. Noer. Acara ini digelar untuk menyemarakkan Sastra Bulan Purnama edisi 21 di Tembi Rumah Budaya, Minggu, (26/5) malam.

Advertisement

Beberapa penyair yang tampil yaitu Soeparno S.Adhy, Margita, Ulfatin dan Septi Shinta Sunaryati. Selain pembacaan puisi, pentas itu juga akan diisi permainan gitar akustik oleh Pedro, yang menggarap puisi karya penyair Slamet Riyadi Sabrawi menjadi lagu.

Menurut Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama, penyair empat generasi yang tampil itu masing-masing memiliki riwayat generasi kepenyairan berbeda. Soeparno S Adhy, kata Ons Untoro adalah penyair generasi Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu Landu Paranggi, bahkan dia termasuk ikut mendirikan PSK.

Advertisement

Menurut Ons Untoro, koordinator Sastra Bulan Purnama, penyair empat generasi yang tampil itu masing-masing memiliki riwayat generasi kepenyairan berbeda. Soeparno S Adhy, kata Ons Untoro adalah penyair generasi Persada Studi Klub (PSK) asuhan Umbu Landu Paranggi, bahkan dia termasuk ikut mendirikan PSK.

“Tiga penyair yang lain, Margita dari generasi kepenyairan tahun 1980-an, Ulfatin masuk generasi tahun 1990-an dan Septi Shinta Sunaryati kami masukkan generasi penyair yang mulai menulis tahun 2.000,” katanya kepada Harian Jogja, Senin (20/5).

Sastra Bulan Purnama edisi 21 mengusung tema Penyair 4 Generasi Membaca Puisi. Menurut Ons, pilihan tema tersebut didasarkan karena para penyair yang tampil dari generasi yang berbeda, setidaknya selisih 10 tahun untuk menandai kepenyairan.

Advertisement

Masing-masing penyair mengirim 10 puisi yang ditulis setidaknya tahun 2012 sehingga bisa menunjukkan bahwa para penyair ini masih aktif menulis puisi. Adapun fragmen pertunjukan teater Madekur Tarkeni/Orkes Madun #1 disutradarai Puntung CM.

Pujadi akan dimainkan selama durasi waktu 20-30 menit oleh Gabungan teaterawan Jogja sebagai bentuk dari perkenalan kepada publik sebelum dipentaskan kepada publik yang lebih luas.

“Madekur Tarkeni, merupakan bagian pertama dari pentalogi Orkes Madunnya Arifin C Noer. Ada dua bingkai cerita di dalam lakon Madekur, satu cerita berkisah tentang kisah cinta Madekur (pencopet) dengan Tarkeni (pelacur) namun di bingkai besarnya, menceritakan tentang Waska, beserta anak buahnya yang berniat merampok semesta,” kata Puntung CM Pujadi.

Advertisement

 

 

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif