SOLOPOS.COM - Putu Wijaya (JIBI/SOLOPOS/dok)
Putu Wijaya (JIBI/SOLOPOS/dok)
JAKARTA--Sastrawan dan sutradara film Putu Wijaya saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Ia mengalami penggumpalan darah di batang otaknya.
“Setelah dua hari di sini ditemui di batang otak darah menggumpal. Nanti sore mau di observasi apa itu, mau di-CT Scan,” tutur Putu saat ditemui di RSCM, Kamis (6/9/2012).
“Saya Senin masuk, ini hari keempat. Makan masih bagus, selera makan bagus, saya masih nulis di sini, otak tidak terganggu tapi hanya kuping saja,” tambahnya menjelaskan kondisinya.
Semua itu berawal pada bulan puasa kemarin, ketika Putu sering kesemutan di tangan dan kaki. Awalnya, Putu mengira itu gejala stroke. Ternyata, diagnosa awal dokter menyatakan bahwa itu kemungkinan ada saraf yang terjepit.
Selanjutnya, Putu pun pergi ke ahli saraf hingga akhirnya dirawat di RSCM. Wah, jangan-jangan karena kolesterol?
“Tekanan darah, gula baik, kolestreol baik , saya keluhanannya telinga saya terdengar dengung,” tukas Putu yang didampingi istrinya Dewi PW.
Menurut Dewi, rencananya sang suami akan menjalani operasi. “Mudah-mudahan minggu ini ya, soalnya (darah) yang menggumpal itu harus diangkat, kalau nggak takutnya merambat ke mana ya,” ujar Dewi.
Putu Wijaya dikenal sebagai sastrawan yang produktif. Novel-novelnya seperti ‘Ketika Malam Bertambah Malam’ dan “Telegram’ menjadi bacaan wajib di sekolah. Kumpulannya cerpennya antara lain ‘Gres’ dan ‘Blok’ menarik perhatian masyarakat luas karena gayanya yang khas.
Pria kelahiran Tabanan, Bali, 11 April 1944 itu juga dikenal sebagai sutradara dan penulis skenario film dan sinetron. Putu juga mendirikan dan memimpin Teater Mandiri dan menulis banyak naskah drama.