Solo (Espos)–Sebelum tutup usia, Gesang Martohartono sempat menyanyikan legendaris ciptaannya, ‘Bengawan Solo’. Kondisi kesehatannya memang tidak stabil selama beberapa hari terakhir.
“Tadi pagi sekitar jam 10.00 nyanyi Bengawan Solo dan Jembatan Merah sampai rampung,” kata Yuniarti keponakan Gesang yang selalu setia mendampingi. Delapan jam kemudian, pukul 18.10, Gesang menghembuskan napas terakhir.
Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian
Selain menyanyi dua lagu keroncong itu, Gesang juga masih dapat berkomunikasi dengan keluarganya. Gesang beberapa kali meminta pulang ke rumahnya di kawasan Kemlayan, Solo. Gesang merasa tak betah berada di ruang Intensive Care Unit (ICU).
Sekitar empat jam setelah menyelesaikan nyanyian ‘Bengawan Solo’, kondisi Gesang kembali memburuk. Ia dinyatakan kritis pada pukul 14.00. Meski sempat stabil, kondisinya kritis lagi pada pukul 17.30. Tak lama kemudian Sang Maestro itu pun menutup mata untuk selama-lamanya.
hkt