SOLOPOS.COM - SARASEHAN--Suasana sarasehan dengan tema Seni Sosial dan Seni Lingkungan di Wongkampoeng Contemporary, di Jalan Raya Solo-Tawangmangu Km 7,5, Selasa (15/5/2012) malam. (ist)

SARASEHAN--Suasana sarasehan dengan tema Seni Sosial dan Seni Lingkungan di Wongkampoeng Contemporary, di Jalan Raya Solo-Tawangmangu Km 7,5, Selasa (15/5/2012) malam. (ist)

Sarasehan seni rupa yang mengetengahkan tema Seni Sosial dan Seni Lingkungan di Wongkampoeng Contemporary, di Jalan Raya Solo-Tawangmangu Km 7,5, Selasa (15/5/2012) malam lalu membincangkan Ikon Seni Rupa Surakarta agar mempunyai nilai keunggulan dalam percaturan seni rupa nasional.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

Dalam pembahasannya Dr Nooryan Bahari dari UNS mengatakan bahwa poros Jakarta-Bandung-Yogya telah mendominasi percaturan seni rupa Indonesia bahkan dunia.

Surakarta belum masuk dalam pergulatan seni rupa nasional meskipun dengan Yogyakarta hanya berjarak 60 km. Agar Surakarta mampu memasuki peta seni rupa nasional dibutuhkan suatu jaringan dan aktivitas yang melibatkan seni rupa secara nasional dan internasional seperti pada waktu Nur Gora Rupa diselenggarakan.

“Seni sosial dan lingkungan yang digarap oleh Wongkampoeng Contemporary bisa menjadi alternatif, karena banyak lingkungan seperti Bengawan Solo, Kemuning, Kahyangan yang menjadi tempat-tempat strategis untuk seni sosial dan lingkungan,” papar Nooryan melalui pengelola Wongkampoeng Contemporary, Prof Andrik Purwasito pada email yang diterima Solopos.com, Kamis (17/5/2012) malam.

Dalam kesempatan itu, presentasi slide seni lingkungan dilakukan Emmanuel Putro Prakoso dan Galih Reza. Mereka memberikan definisi yang representatif untuk mengangkat seni lingkungan sebagai media ekspresi bagi seniman.

Hal itu dikuatkan oleh pengelola Wongkampoeng, Prof Andrik Purwasito DEA, bahwa seni sosial dan seni lingkungan belum banyak diminati oleh seniman. Beberapa seniman telah memulainya seperti dikerjakan oleh Tisna Sanjaya dari Bandung.

Untuk itulah, Andrik dengan programnya Recharging Artist for Social & Enviromental Art terus menerus melakukan pematangan konsepnya, terutama soal penggarapan bersama dengan para seniman Solo Raya untuk proyek seni dan pameran yang akan dilakukan pada event penutup tahun.

“Seni sosial dan lingkungan belum dikenal secara baik, oleh sebab itu di tempat inilah kami secara rutin berupaya memberikan sosialisasi tentang pentingnya seni sosial dan lingkungan untuk kepentingan masyarakat luas,” tuturnya.

Dalam acara tersebut hadir, Ketua Jurusan (Kajur) Seni Rupa UNS, Agustinus Mudigdo dan Sekretaris Jurusan Seni Rupa UNS, Sigit Purnomo Adi serta dosen senior, Dr Narsen Avatara dan Drs Arfi.

Lebih dari 50 partisipan datang, di antaranya seniman dan akademisi seperti dari ISI Surakarta, mahasiswa Seni Rupa FKIP UNS, mahasiswa seni rupa FSSR UNS dan kalangan praktisi ikut terlibat dalam sarasehan di Wongkampoeng Contemporary tersebut.

Dari sarasehan tersebut mengerucut suatu gagasan menggarap seni sosial dan seni lingkungan untuk dijadikan Art Project untuk tahun depan. Andrik mengatakan bahwa acara itu telah mendapat dukungan dari berbagai kalangan seniman dari luar Solo Raya dan diharapkan berskala internasional.

Pilihan tempat dan pembiayaan akan diupayakan untuk melibatkan unsur pengusaha, pemerhati seni dan pemerintah. Pameran seni sosial dan lingkungan diharapkan akan mengangkat Solo Raya sebagai pelopor dalam Go Green Art.

Kegiatan recharging bulan mendatang akan membicarakan seputar standar penilaian karya seni akademik, yang sedianya dihadiri oleh para akademisi, seperti dosen dan mahasiswa senior.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya