SOLOPOS.COM - ilustrasi/yogyakarta.panduan wisata/JIBI
JOGJA—Sebanyak 50 penari bakal dilibatkan dalam pergelaran drama tari kolosal bertajuk Singgasana Wilwatikta, di Concert Hall Taman Budaya, Rabu, (5/12/2012).
Eko Sulistyo, sutradara pergelaran ini, mengungkapkan Singgasana Wilwatikta mengisahkan tentang kisah percintaan Raden Wijaya dan Putri Singosari dengan latar belakang keruntuhan kerajaan Kediri dan berdirinya Kerajaan Majapahit.
“Pergolakan cinta, politik, dan kekuasaan menjadi konflik utama dalam pertunjukan ini. Formatnya pertunjukkan ini adalah drama tari, jadi tidak ada dialog selama pertunjukan. Tata panggung dan pencahayaan kami garap serius agar pertunjukan ini tidak membosankan,” ujar Eko Sulistyo, Selasa, (4/12).
Adapun, Indra Ardiyanto, selaku suvervisor drama tari ini, menuturkan pementasan ini digelar sebagai upaya Stupa Community dalam mengenalkan generasi muda akan khasanah kesenian tradisi lokal yang dimiliki Indonesia. Terlebih saat ini budaya global saat ini tengah menggerus budaya tradisi. “Saat ini anak muda lebih gandrung dengan Gangnam Style daripada jathilan, pertunjukan tari, atau kethoprak. Masalahnya ini kesenian tradisi kurang mendapat tempat, dan seniman tradisi kurang mendapat support banyak pihak, ” kata Indra Ardiyanto yang juga salah satu pendiri Stupa Community.
Adapun Stupa Community sendiri, kata dia merupakan satu komunitas yang bergerak di bidang seni pertunjukan dengan latar belakang seni tradisi dalam negeri yang memiliki visi membentuk sebuah ruang pertunjukan dan menjadi perantara bagi seniman tradisi untuk melestarikan sejarah dan budaya nusantara dan misi stupa adalah mengembangkan tradisi dalam negeri melalui seni pertunjukan.