SOLOPOS.COM - Poster film KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni. (Instagram/@awisuryadi)

Solopos.com, SOLO — Film horor KKN di Desa Penari: Luwih Dowo Luwih Medeni dengan durasi 175 menit bakal tayang di bioskop pada Kamis, 29 Desember 2022. Dalam sinopsis ceritanya, KKN di Desa Penari: Luweih Dowo Luwih Medeni ini sedikit berbeda dengan film pertamanya.

Film yang diproduseri oleh Manoj Punjabi ini memiliki durasi yang lebih panjang dibandingkan dengan film versi pertamanya. Pada film pertamanya, KKN di Desa Penari berdurasi 2 jam 1 menit, sedangkan film terbarunya yang tayang pada akhir tahun ini memiliki durasi 2 jam 15 menit.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Sinema ini disutradarai oleh Awi Suryadi dan dibintangi artis berbakat Tanah Air, seperti Tissa Biani, Adinda Thomas, Achmad Megantara, Aghniny Haque, Calvin Jeremy, M Fajar Nugra, Narendra, Aulia Sarah, Aty Cancer, Diding Boneng, Dewi Sri, hingga Andri Mashadi Trinugraha.

Dalam sinopsisnya di situs resmi bioskop XXI, KKN di Desa Penari: Luwih Dowo Luwih Medeni ini mengisahkan tentang perjalanan sekelompok mahasiswa yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di daerah timur Pulaua Jawa.

Baca Juga: Amalan dan Doa untuk Memperlancar Rezeki sesuai Ajaran Rasulullah

Sebelum berangkat KKN, Ibu Widya berpesan dengan menggunakan pepatah Jawa kepada sekelompok mahasiswa tersebut. Adapun bunyi pesannya, “Air selalu mengalir ke Timur, di Timur semua hal berkumpul, dari yang baik sampai yang buruk hingga yang paling buruk.”

Pesan tersebut menandakan bakal ada sesuatu di desa yang berada di ujung timur Jawa. Widya, Nur, Ayu, Bima, Anton dan Wahyu tidak pernah menyangka bahwa kegiatan KKN mereka akan berujung malapetaka.

Baca Juga: Ada Potongan Adegan Sewu Dino di KKN Di Desa Penari: Luwih Dowo Luwih Medeni

Dalam sinopsis KKN di Desa Penari: Luwih Dowo Luwih Medeni menceritakan kejadian horor seperti suara gamelan dan penampakan sosok penari cantik Badarawuhi yang mulai menganggu Nur dan juga Widya.

Tetua desa (Mbah Buyut) menyebut nama sosok penari yang terus menganggu Widya. Kejadian lebih menyeramkan pun terjadi saat salah satu dari keenam mahasiswa KKN itu terjerat perjanjian dengan sang penari, sehingga mereka terancam tidak bisa pulang dengan selamat dari desa yang dikenal dengan sebutan Desa Penari.

Baca Juga: Siapa Fajar Sadboy di Video Viral Bareng Denny Cagur? Ternyata Ini Sosoknya

Berbeda dengan film pertamanya, KKN di Desa Penari: Luwih Dowo Luwih Medeni ini juga ada tambahan adegan film Sewu Dino yang berdurasi 12 menit

Meskipun potongan adegan hanya 12 menit, Manoj beserta timnya pun tak main-main dalam menggarap sequence zero dari Sewu Dino ini. Manoj mengaku, proses syuting sequence zero ini diambil selama dua hari dengan budget yang tak sedikit.

Baca Juga: Liburan Akhir Tahun Bareng-bareng Keluarga, Enaknya Sewa Bus Pariwisata Saja

“Kami lokasi syutingnya di Jogja sekitar. Set ini juga kami bangun khusus. Set ini dua hari syuting budgetnya sama dengan bikin film horor low budget. Lokasinya kosong, hanya punya atap. Kita dandanin jadi rumah,” ujar Manoj, dilansir Antara.

Sewu Dino sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya seribu hari. Cerita ini sebelumnya diunggah oleh penulis buku dan utas KKN di Desa Penari, SimpleMan, pada bulan Agustus 2019 lalu melalui akun Twitter-nya, dan mendapatkan perhatian yang besar dari para warganet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya