Entertainment
Jumat, 29 Januari 2016 - 02:10 WIB

SITUS RADIKAL : Menag: Situs Radikal di Indonesia Berkembang Pesat

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddinn (Kemenag.go.id)

Situs radikal di Indonesia berkembang pesat.

Solopos.com, JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menengarai adanya perkembangan yang sangat pesat pada situs-situs yang berisi muatan radikalisme dan ekstrimisme.

Advertisement

Mengutip penelitian Gabriel Weimann, Menag mengatakan pada 1998, hanya ada 12 situs radikal dan atau yang berafiliasi dengan ekstrimisme dan terorisme. Sementara pada 2003, situs kelompok teroris melonjak jumlahnya sampai 2.650.

“Data terakhir pada 2014, terdapat lebih dari 9.800 situs yang dikelola kelompok teroris,” terang Menag saat menjadi pembicara pada Pelantikan Pengurus Lembaga Kemahasiswaan tingkat Universitas Masa Bhakti 2016 dan Seminar Deradikalisasi di Media Sosial di Auditorium Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Ciputat, Tangsel, Banten, Kamis (28/1/2016).

Menag berharap generasi muda selektif dalam mengakses informasi dari dunia maya. Menag bahkan menegaskan agar generasi muda tidak hanya terpaku pada informasi yang tersaji di Internet dalam mempelajari agama, tetapi harus belajar dari ahlinya.

Advertisement

“Saya berharap, generasi muda dalam mempelajari agama, tidak hanya terpaku dan mengandalkan Internet. Belajarlah agama kepada para pakar, para ustadz dan para ulama yang telah teruji dan mampu memahi esensi dan substansi agama,” terangnya seperti dilansir Kemenag.go.id, Kamis.

Menurutnya, esensi agama adalah memanusiakan manusia dan mensejahterakan masyarakat. Inti agama adalah perdamaian dan kasih sayang. Karenanya, generasi muda tidak boleh mudah terjebak misalnya pada pemaknaan jihad yang tereduksi pada perang.

“Jihad, bukan hanya bermakna perang. Terlebih, saat ini, kita berada pada wilayah damai.  Negara kita, adalah negara yg sangat plural dan heterogen. Mari kita jaga bersama negeri ini. Tidak tepat jika saat ini, di Indonesia, jihad hanya dimaknai perang,” urai Menag.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif