Slamet Gundono (dok Solopos)
Solopos.com–Tak semua perempuan bisa setegar Surtikanthi. Dilahirkan dengan paras ayu dan berotak cerdas, Surtikanthi justru hidup berlumur cobaan.
Promosi Mi Instan Witan Sulaeman
Meski jalan hidupnya tak semulus wajahnya, Surtikanthi tetap mampu melihat ke depan. Keputusannya menerima lamaran Adipati Karno, seorang pemuda miskin, semakin menguatkan hidupnya yang penuh dengan perjuangan.
Kisah hidup putri Prabu Saryo ini coba dibeber Slamet Gundono dalam pementasan wayang suket bertajuk Catatan Harian Surtikanthi, yang rencananya akan ditampilkan di Tegal dan Indramayu, November mendatang.
Dalam penampilannya nanti, Slamet Gundono akan menggandeng personel SMA dari Komunitas Wayang Suket.
“Pentas ini memang berkonsep dari dan untuk anak muda. Tempat pentasnya nanti pun juga dekat dengan mereka, halaman kelas,” jelas Gundono saat ditemui di rumahnya di Mojosongo, Solo, Selasa (25/10/2011).
Di Catatan Harian Surtikanthi, Slamet Gundono akan menyuguhkan monolog di samping pementasan wayang suket sendiri.
Dipaparkan Gundono, suguhan monolog akan saling bersahutan dengan sabetan wayang suketnya. “Monolog yang nantinya dibawakan anak-anak muda ini akan diiringi alunan musik blues. Iramanya akan menyatu dengan gema gamelan wayang,” ujarnya.
Idenya mengangkat kisah Surtikanthi bukan tanpa alasan. Menurutnya, perjuangan dan karakter Surtikanthi bisa dimaknai anak muda agar lebih tegar dalam menghadapi cobaan.
“Kesetiaannya dengan Adipati Karno hingga akhir hidup pun dapat diambil pelajaran. Meski tak memiliki apa-apa, Surtikanthi tahu bahwa Karno punya potensi. Ia tak mau terima jadi, menikah dengan lelaki yang telah berada. Ia ingin mengikuti prosesnya.”
(m99)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
