SOLOPOS.COM - Slamet Gundono (JIBI/SOLOPOS/dok)

Slamet Gundono (JIBI/SOLOPOS/dok)

(Solopos.com) – Setelah merilis buku pertamanya, Presiden Bunuh Rakyat, beberapa tahun lalu, Slamet Gundono kembali meluncurkan karya tulisnya. Buku terbarunya yang bertajuk Pertanyaanku tuk Air, Antologi Pertanyaan Puitik Dalang Suket akan dirilis Sabtu (8/10/2011) di Stasiun Solo Sangkrah.

Promosi Semarang (Kaline) Banjir, Saat Alam Mulai Bosan Bersahabat

Buku setebal 100 halaman ini berisi 70 teks Slamet Gundono seputar politik, cinta hingga kesetiaan yang dibalut dalam pertanyaannya kepada air. “Ketika saya bertanya kepada air, bisa jadi saya bertanya kepada diri sendiri. Bisa jadi pula saya memang bertanya kepadanya. Tidak ada batasan dalam karya ini,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di bilangan Mojosongo, Jumat (7/10/2011).

Diungkapkan Slamet Gundono, ketertartikannya kepada air berawal dari perasaannya yang menganggap air selalu hadir dalam setiap perjalanan hidupnya. “Lebih dari sekadar kebutuhan hidup seperti mandi dan minum, bagi saya air sangat mewarnai hidup dan pendewasaan diri selama ini,” katanya.

Di setiap lokasi yang ia tinggali, Slamet Gundono selalu dihadapkan persoalan tentang air. Saat tinggal di Kentingan semasa mahasiswa, ia menjadi salah satu saksi dahsyatnya banjir akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo. Saat tinggal di Ngringo dan Jomboran, Slamet Gundono bahkan menghadapi persoalan air lebih besar berupa polusi. “Sampai di tempat tinggal yang terakhir ini, Mojosongo, masih saja saya diingatkan ihwal eksistensi air lewat penjual air keliling yang setiap pagi selalu menyapa di depan rumah. Bagi saya, air sudah seperti makhluk hidup yang selalu mengajak berkomunikasi,” tuturnya.

Ditambahkan Slamet, buku yang diterbitkannya secara independen itu bisa didapatkan di sejumlah komunitas seni di Solo. Ia mengaku belum menentukan banderol harga buku tersebut. “Yang jelas, buku ini tidak profit oriented. Mungkin nanti harganya bisa bervariasi, tergantung siapa pembelinya. Kalau memang tak punya uang dan ingin membaca, bisa saja kami gratiskan,” ucap dia.

Untuk kali pertama, pihaknya akan mencetak sekitar 300 eksemplar buku. Di samping buku, Slamet Gundono akan mengemas antologinya dalam format CD. “Dalam format ini, kemasannya akan lebih musikal. Saya berencana menggunakan alat musik gesek seperti cello dan rebab untuk latar lagu,” pungkasnya.

m99

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya