Redaksi Solopos.com / Indah Septiyaning Wardani | SOLOPOS.com
Solo (Espos)–Upaya Indonesia untuk mempublikasikan musik keroncong ke masyarakat dunia dinilai masih minim jika dibandingkan dengan upaya yang dilakukan Malaysia. Hal itu diutarakan Wakil Ketua II Himpunan Artis Keroncong Indonesia (Hamkri) Cabang Solo sekaligus Wakil Ketua III Hamkri Jawa Tengah, Wartono kepada wartawan di seusai acara jumpa pers Pitungdinanan Meninggalnya Maestro Keroncong Gesang Martohartono, Selasa (25/5), di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo.
“Ada seorang keturunan Belanda, Ambon, dan Jawa yang ada di Eropa menyesalkan kalau dia hanya bisa melihat pentas keroncong dari TV Kabel Malaysia,” imbuh Wartono.
Musik keroncong, lanjut Wartono, telah ditetapkan menjadi salah satu kurikulum di sekolah-sekolah Malaysia. Pemerintahan Negeri Jiran itu dianggap selangkah lebih maju di dalam memberikan publikasi mengenai musik keroncong. Di Malaysia, kata Wartono, musik keroncong bahkan sering dikumandangkan di pub dan cafe.
hkt