SOLOPOS.COM - Garin Nugroho (Akhirul Anwar/JIBI/Harian Jogja)

Solo Documentary Film Festival 2016 telah membuka pendaftaran untuk peserta.

Solopos.com, SOLO – Solo Documentary (Sodoc) Film Festival 2016 mengusung semangat Suarakan Aksimu, Tunjukkan Kreasimu dalam penyelenggaraannya. Garin Nugroho, Shalahuddin Siregar, dan IGP Wiranegara akan didapuk sebagai juri event itu.

Promosi Piala Dunia 2026 dan Memori Indah Hindia Belanda

Lebih dari sekadar apresiasi dan kompetisi, ajang yang dikuratori sutradara kawakan Tonny Trimarsanto tersebut digagas sebagai sarana edukasi dan berbagi ilmu.

“Film dokumenter memang kurang diminati karena membuat orang berpikir. Tapi di situlah letak kekuatannya. Setiap acara screening film di festival ini kami mengupayakan kehadiran masing-masing sutradara untuk membangun diskusi interaktif. Ada banyak orang yang awam soal film dokumenter, termasuk apa saja proses di balik pembuatannya,” tutur ketua pela ksana SODOC Film Festival, Dimas Erdhinta, di Kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Rabu (27/1/2016).

Pendaftaran peserta festival yang mengangkat tema Suara Sekitar tersebut dibuka pada Senin (25/1/2016) dan ditutup 25 Juni 2016. Pendaftaran tersebut terbuka untuk seluruh sineas film dari Sabang-Merauke.

Ada dua kategori yang dibuka, yakni pelajar dan umum. Durasi film tidak boleh lebih dari 15 menit. Film yang diikutsertakan pun harus merupakan produksi terbaru. Teknis pendaftaran dapat diakses di sodoc.isi.ska.ac.id.

“Paling lama harus film produksi Oktober 2015. Kami meminimalisir kemungkinan masuknya film yang sebelumnya sudah pernah menang di festival lain. Oh ya, mereka yang masih pelajar, termasuk mahasiswa kami bebaskan untuk memilih kategori pelajar atau umum,” imbuh dia.

Sementara itu, screening film para peserta dilaksanakan mulai Maret hingga Agustus mendatang dengan sejumlah lokasi dan tema kecil yang berbeda.

Secara berurutan, tema kecil yang diangkat mulai Maret-Agustus adalah air, perempuan, warisan budaya, nasionalis, sumber daya manusia dan kecelakaan lalu lintas, dan nasionalisme. Lokasi screening film mulai dari Cangwit Creative Space, Taman Cerdas Mojosongo, Sanggar Seni Kotakan di Bekonang Sukoharjo, SMK 7 dan SMK 3 Solo.

Puncak acara, yakni screening film para nominator dan malam penganugerahan pemenang masing-masing dihelat pada 15 dan 16 Oktober 2016 di Teater Besar ISI Solo. Selama dua hari tersebut, pameran sinopsis dan poster film juga digelar di lokasi yang sama.

Berbeda dengan festival film pada umumnya, SODOC Film Festival 2016 ini terbilang nekat untuk sebuah festival baru.

Betapa tidak, hampir seluruh pembiayaan ditanggung secara kolektif dengan dukungan ISI Solo, Program Studi TV dan Film ISI Solo, Himpunan Mahasiswa Televisi dan Film ISI (Himafisi) Solo, dan sejumlah komunitas film di Solo dan sekitarnya. Para peserta pun sama sekali tidak dipungut biaya.

Di tengah pasang surut produktivitas film dokumenter Tanah Air, festival yang diagendakan sebagai acara rutin dua tahun sekali ini diharapkan mampu menjadi wadah bagi para sineas film dokumenter untuk lebih kreatif dan produktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya