SOLOPOS.COM - Grup keroncong dari Univet Sukoharjo membawakan sejumlah tembang saat tampil dalam gelaran Solo Keroncong Festival (SKF) 2013 di halaman Balai Kota Solo, Jumat (13/9/2013) malam. Pentas yang mengambil tema Keroncong Milik Segala Usia itu menampilkan grup keroncong dari berbagai daerah. (Agoes Rudianto/JIBI/Espos)

Solopos.com, SOLO–Tabuhan rebana yang rancak mengiringi penampilan pembuka Orkes Keroncong Swara 8 Surakarta saat naik pentas Solo Keroncong Festival (SKF) 2013, Jumat (13/9/2013) malam. Pemain keroncong muda yang terdiri dari 14 siswa dan alumni SMKN 8 Solo ini menjadi pembuka pergelaran tahunan yang dihelat di pelataran Pendhapi Gedhe Balai Kota Solo.

Berbeda dari penampilan sejumlah peserta lain yang tampil formal mengenakan setelan jas dan kebaya,  penampilan kelompok ini lebih funky dengan celana jeans dan busana bergaya kasual. Tampil lebih dinamis dengan lagu pembuka Suwe Ora Jamu, penampilan kelompok ini mendadak kalem saat membawakan Langgam Kota Solo.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

Dengan iringan pemain keroncong Ariel (kontra bas), Sadewa (selo), Dika (gitar), Yongky (cak),  Daniel (cuk), Fransisca dan Yapes (flute), Erlina, Novita, dan Intan (biola), penyanyi, Ika Mega Dyan Ardikasari, mulai membawakan salah satu lagu yang populer di telinga penggemar keroncong klasik ini. Kemeja putih dan celana jeans yang digunakan penyanyi keroncong muda ini seolah tak mengurangi kenikmatan pendengan menyimak lagu keroncong besutannya.

Selain menyajikan permaian lagu daerah, keroncong asli, serta langgam Jawa Yen Ing Tawang Ono Lintang, kelompok yang mulai terbentuk September 2012 lalu ini juga membawakan lagu pop Janji Hati yang diaransemen keroncong. Penyanyi keroncong Farida yang malam itu mengenakan terusan pendek polkadot berwarna merah, mengubah cengkok pop lagu ini ke dalam musik keroncong yang bertempo lambat.

Penyanyi Ika Mega Dyan Ardikasari, 18, mengutarakan sebagai generasi muda dirinya tertarik dengan musik keroncong lantaran tergugah meneruskan regenerasi musik asal Portugis ini. “Sekarang ini banyak banget anak-anak muda yang terobsesi dengan musik asal Korea dan musik luar lainnya. Sebagai wong Solo, aku ingin melestarikan musik ini,” terangnya saat berbincang dengan wartawan, selepas pementasan.
.
Pembina Orkes Koroncong Swara 8 Surakarta, Sutopo, mengatakan pihaknya sengaja membuat musik keroncong binaannya bisa dinikmati segala kalangan usia. “Keroncong itu untuk segala usia. Jadi enggak harus selalu pakai batik dan kebaya, tapi bisa juga tampil funky,” katanya.

Selain menyuguhkan kemasan yang lebih segar, pria yang akrab disapa Doel Sumbing ini juga mengarahkan anak didiknya untuk mau bermain keroncong di luar pakem. Penampilan kelompok musik ini mendapatkan apresiasi dari ratusan penonton yang memadati pelataran Balai Kota Solo. Meskipun penonton masih didominasi kalangan usia “mapan”, toh nyatanya tak sedikit anak muda yang masih mau menikmati suguhan musik klangenan ini.

Salah satunya, Gusti Barana Rendra, 31. Warga Lagenharjo, Grogol, Sukoharjo, ini rela menonton sambil berdiri untuk menyaksikan gelaran tahunan ini. “Karena saya suka musik, makanya ke sini. Walaupun musik yang biasa saya nikmati pop dan rok, tapi keroncong di sini layak dinikmati. Penampilan orkes keroncong yang segar ini cukup bagus dan menarik,” katanya.

Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya Kemeparekraf, Armein Firmansyah, mengatakan melihat perkembangan musik keroncong di Kota Solo yang tengah merambah kalangan anak muda, pihaknya tak khawatir dengan regenerasi musik keroncong di Solo. “Kami mengapresiasi kegiatan ini. Melihat semangat anak-anak muda di sini, ada keyakinan musik ini tumbuh dan berkembang di Kota Solo,” tandasnya.

Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, sempat melontarkan kritikan kepada penyelenggara terkait waktu gelaran. “Ke depan diharapkan peserta festival [anak muda] lebih banyak lagi. Kebetulan penyelenggaraan tahun ini kurang tepat waktu, karena anak-anak sekolah sedang sibuk. Ke depan penyelenggaraan bisa diatur lebih baik lagi sehingga peserta bisa lebih banyak,” harapnya.

Sejumlah pengisi acara lain yang mengisi gelaran perdana SKF 2013 antara lain Orkes Keroncong Univet (Sukoharjo), Orkes Keroncong Bahana Remaja (Bandung), Orkes Keroncong Damai Musik (Karanganyar), Orkes Keroncong Cokro Kembang (Klaten), Orkes Keroncong Swastika (Solo), Komunitas Keroncong Anak Jombang (Jombang), dan Orkes Keroncong Plasu Minimal (Solo). Penyanyi keroncong Endah Laras didaulat menjadi bintang tamu utama pergelaran malam hari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya