SOLO MENARI 24 JAM: Tantangan 24 Jam Menari pun Sukses Terlewati...

MENARI--Lima penari dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, ISI Jogja dan Singapura saat menari di ajang Solo Menari 24 Jam di Teater Kapal ISI Solo, Minggu (29/4/2012). (Chrisna Chanis Cara/JIBI/SOLOPOS)

Lima orang penari berjoget dengan semangat di parkiran Teater Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Senin (30/4/2012) pagi. Dengan wajah sumringah, mereka menunggu detik-detik menuju pukul 06.00 WIB.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Mohammad Norisham, Rizky Al Saddam, Dionisius Wahyu, Yuliana Seconda dan Muh Hariyanto akan melewati tantangan menari 24 jam nonstop. “Lima, empat, tiga, dua, satu..!”

Begitu MC menyebut angka satu , Muh Hariyanto sontak melompat. Meluapkan emosi kegembiraan pada penutupan Solo Menari 24 Jam itu.

Bagi lima penari ini, sukses melakoni menari 24 jam adalah kebanggan tersendiri. Salah satunya Rizky Al Saddam. Penari asal ISI Jogja itu mengaku sempat ingin menyerah. Ia tak mampu menahan kantuk dan sakit di sekujur tubuhnya. “Sempat juga merasa kehabisan tenaga. Benar-benar kosong. Namun untungnya kami bisa saling memotivasi,” ujar Rizky.

Kelegaan serupa juga dirasakan penari asal Singapura, Mohammad Norisham. Dia terharu dan bangga bisa melewati tantangan menari 24 jam nonstop. “Semakin senang karena kelima-limanya bisa berjaya.”

Menurut Norisham, kesuksesan itu tak lepas dari kerja sama dan motivasi antar penari. Ia mengungkapkan, sekitar pukul 03.00 WIB, semua penari mengalami rasa kantuk yang hebat. “Akhirnya kami membuat eksperimen dan kolaborasi tari. Rasa kantuk jadi hilang,” katanya.

Acungan jempol pun patut diberikan pada Yuliana Seconda. Ia membuktikan bahwa perempuan pun mampu menari 24 jam nonstop. Sementara diutarakan Rizky. Baginya, menari 24 jam nonstop sudah merupakan tantangan luar biasa. Di sisi lain ketua panitia acara, Sri Rochana, menilai Solo Menari 24 Jam tahun ini berlangsung sukses.