SOLOPOS.COM - Jay Afrisando (kanan meniup saxophone) saat tampil bersama bandnya, Jay & Gatra Wardaya belum lama ini. (Harian Jogja/JIBI/Kurniyanto)
Jay Afrisando (kanan meniup saxophone) saat tampil bersama bandnya, Jay & Gatra Wardaya belum lama ini. (Harian Jogja/JIBI/Kurniyanto)
JOGJA—Masuknya berbagai aliran musik dari Eropa dan Amerika membawa dampak bagi sejumlah negara di Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. Buntutnya, atmosfer itu membuat identitas musik lokal kian terhimpit.
Berangkat dari persoalan tersebut, band asal Jogja, Jay & Gatra Wardaya bersama musisi asal Hungaria, Helga Fusion, akan berkolaborasi bersama menyajikan musik bernuansa global dan lokal dalam konser bertajuk Southern City, Senin (13/5/2013) di Institut Francais Indonesia (IFI), Jalan Sagan, Jogja.
Dalam konser itu, Helga Fusion yang digawangi oleh Helga yang notabene adalah seorang pemain biola asal Hongaria, akan menampilkan campuran musik yang seimbang melalui tema World Music. Adapun Jay & Gatra Wardaya berbicara sangat lokal dengan menampilkan musik puisi yang tidak banyak dieksplorasi oleh musisi Indonesia.
Sebagaimana rilis yang diterima Harian Jogja, Selasa (7/5/2013), konser kini mencoba untuk tidak sekadar mempresentasikan identitas lokal. Jogja sebagai lokus bagi seniman untuk berkreasi memungkinkan terciptanya pencampuran identitas. Dalam konser southern city soundtrack pencampuran tersebut akan disajikan sebagai respon konteks global (dunia) dan atmosfer kelokalan Jogja.
Harapannya bahwa identitas lokal lah yang akan menonjol di dalam pencampuran tersebut agar yang lokal dalam dunia musik mendapatkan pengesahan untuk menjadi warga dunia di era global.