SOLOPOS.COM - Grup idol JKT48 tampil dalam panggung Java Jazz Festival 2014 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu, (29/2/2014). JKT 48 tampil membawakan sejumlah single di hari kedua Java Jazz 2014 yang tidak hanya menampilkan musisi Jazz namun juga menghadirkan artis dan penyanyi lintas genre seperti JKT 48. (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Sudut Pandang Metro TV menghadirkan JKT . Dalam tayangan itu juga dikisahkan beberapa kunci sukses JKT48. Salah satunya bisniskan salaman.

Solopos.com, SOLO – Tayangan Sudut Pandang Metro TV menghadirkan member JKT48 sekaligus tiga orang fans sejati mereka. Minggu (18/1/2015). Pengamat bisnis musik menyebut langkah bisnis JKT48 sebagai terobosan hebat.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Setelah menjumpai fans sejati JKT48 yang telah menghabiskan jutaan uangnya demi sang idola, segmen terakhir Sudut Pandang Metro TV ini menghadirkan pakar musik dan psikolog.

Yessi Kristanto, pakar bisnis musik di Indonesia mengungkapkan JKT48 adalah model baru dari manajemen keartisan. Hanya bermodal pengalaman AKB48 di Jepang, mereka berani membentuk JKT48 yang saat itu konsep idol group belum populer.

“JKT48 datang tanpa apa-apa dan kemudian menjadi bintang. Konsep ini yang membuat mereka setenar sekarang,” ujar Yessi.

Lebih jauh Yessi menjelaskan fans JKT48 akan antusias karena mereka dilibatkan dalam suatu proses yang berkelanjutan. Setiap saat fans selalu diajak untuk menilai penampilan mamber dari hari ke hari. Kegiatan itulah yang kemudian memunculkan keterikatan emosional.

“Nabilah pada konser ini kurang ini, besoknya Nabilah lebih baik. Hal itulah yang mungkin membuat para fans merasa seakan saran mereka terhadap sang idola didengarkan,” jelas Yessi.

Memuji cara bisnis manajemen JKT48, Yessi kembali berpendapat bahwa cara yang digunakan menajemen JKT48 adalah terobosan yang belum pernah terpikirkan.

“Ini bisnis yang kreatif, misalnya dalam CD ada tiket handshake. Baru JKT48 yang mampu membisniskan salaman, foto bersama dan acara meet and greet,” tutur Yessi.

Lebih jauh, Yessi mengatakan JKT48 dan fansnya akan bertahan sangat lama. Mereka mampu mengerti karakteristik fans dan sebaliknya, fans juga ingin tampil total demi idola mereka.

Di studio Sudut Pandang Metro TV hadir pula seorang psikolog, Roslina Verauli. Ia berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh fans JKT48 bukanlah perasaan cinta melainkan obsesi yang dipelihara terus-menerus.

“Dalam hal ini, biasanya fans bukan mengutamakan cinta melainkan obsesi yang hebat. Jika idola mereka meredup, fans akan mengalami krisis. Ini yang tidak boleh dibiarkan,” ungkap Roslina.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya