SOLOPOS.COM - Poster Sunya. (Twitter)

Film Sunya dan Turah akan ditayangkan di Solo.

Solopos.com, SOLO — Film alternatif yang pernah menembus festival internasional, Sunya dan Turah, bakal diputar dalam serangkaian acara Temu Karya Mahasiswa Televisi (TKMT) di Teater Besar ISI Solo, Kamis (23/3/2017) dan Jumat (24/3/2017) mendatang. Selain kedua karya utama tersebut, ada delapan film delegasi, tiga karya alumni dan film komunitas yang lolos kurasi.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Turah yang diputar pada hari pertama merupakan drama Indonesia berbahasa Tegal yang diproduksi Fourcolours Films pada 2016. Film garapan Wicaksono Wisnu Legowo ini menceritakan kehidupan masyarakat Kampung Tirang, Tegal, yang mengalami isolasi selama bertahun-tahun hingga memunculkan berbagai masalah.

Sepanjang 2016, Turah memenangi beberapa penghargaan bergengsi  seperti Geber Award dan Netpac Award dalam Jogja-Netpac Asian Film Festival, dan Asian Feature Film Special Mention dalam Singapore International Film Festival.

Sementara Sunya yang muncul di hari kedua juga memiliki konsep yang hampir sama. Film arahan Harry Dagoe Suharyadi pada 2016 ini menceritakan tentang mitologi Jawa yang diperankan Erlandho Saputra.

Koreografer Solo Eko Supriyanto beserta isteri yang juga penari Astri Kusumawardhani turut dilibatkan sebagai pemain. Melalui film ini, Eko mendapat penghargaan sebagai pemeran pendukung terbaik versi Majalah Tempo.

Seksi Acara TKMT, Sekar M. Pranita, saat berbincang dengan Kamis (16/3/2017), memiliki pertimbangan kuat mengapa panitia memilih Sunya dan Turah.

Menurutnya kedua film tersebut mewakili tema besar acara mereka bertajuk Kebebasan dalam Berkarya. “Ya kedua film tersebut temanya sesuai dengan tema besar kami,” ceritanya.

TKMT, kata Sekar, merupakan acara besar mahasiswa televisi dan film se-Indonesia. Acara ini rutin digelar  dua tahun sekali. Penyelenggaraan pertama digelar di ISI Solo selaku inisiator TKMT, kemudian dilanjutkan ke Institut Kesenian Jakarta, ISI Padang Panjang, dan ISBI Bandung setiap dua tahun sekali. Setelah Bandung, agenda ini kembali digelar di ISI Solo.

Sesuai dengan misi pertama mereka, Sekar menambahkan acara ini bertujuan sebagai wadah pertemuan para mahasiswa televisi dan film. Sekaligus untuk mengapresiasi hasil karya anak bangsa.

Tahun ini ada tujuh delegasi yang bakal memeriahkan acara apresiasi indie ini. Mereka adalah perwakilan dari ISI Surakarta, ISI Jogja, ISI Padang Panjang, Polimedia Jakarta, UNNEJ, UDINUS, dan ISBI Makassar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya