Entertainment
Minggu, 2 Februari 2014 - 02:16 WIB

TAHUN BARU IMLEK : Sampek Ing Tay Cinta sampai Mati di Balekambang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi para seniman Ketoprak Kerabat Kerja Seniman Muda Surakarta saat mempergelarkan lakon klasik Tanah Tiongkok Sampek Ing Tay di Gedung Wayang Orang Balekambang, Solo, Sabtu (1/2/2014) malam. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Ketoprak Kerabat Kerja Seniman Muda Surakarta, Sabtu (1/2) malam, mempergelarkan lakon klasik Tanah Tiongkok Sampek Ing Tay di Gedung Wayang Orang Balekambang, Solo. Kisah romantis berakhir tragis itu dipergelarkan guna merayakan Tahun Baru Imlek yang tahun ini kebetulan jatuh berdekatan dengan Valentine’s Day yang oleh sebagian kalangan dianggap identik dengan Hari Kasih Sayang.

Pertunjukan malam itu bermula dari adegan Ing Tay, seorang gadis China, yang meminta izin kepada ayah dan ibunya untuk menuntut ilmu dan berlatih bela diri di sekolah. Anak saudagar bernama Ni Cukong ini berkeras hati ingin bersekolah walaupun hal itu tak lazim dilakukan perempuan muda pada zaman itu. Ia bercita-cita tumbuh menjadi gadis yang pintar dan bisa menjaga diri.

Advertisement

Keinginan Ing Tay pun kandas. Ayahandanya, Ni Cukong, berpikiran kolot. “Anak gadis itu tidak perlu pendidikan tinggi karena perempuan itu mengurusi rumah tangga,” ujar Ni Cukong kepada Ing Tay.

Tak patah semangat. Di kala Ni Cukong meninggalkan rumah selama setahun untuk berdagang di negeri seberang, Ing Tay memanfaatkan untuk diam-diam bersekolah. Berbekal restu dari ibundanya yang bersepakat dengan Ing Tay bahwa perempuan juga harus bisa menjaga harkat, martabat, dan harta keluarga, Ing Tay pun pun menyamar sebagai laki-laki agar bisa diterima bersekolah.

Advertisement

Tak patah semangat. Di kala Ni Cukong meninggalkan rumah selama setahun untuk berdagang di negeri seberang, Ing Tay memanfaatkan untuk diam-diam bersekolah. Berbekal restu dari ibundanya yang bersepakat dengan Ing Tay bahwa perempuan juga harus bisa menjaga harkat, martabat, dan harta keluarga, Ing Tay pun pun menyamar sebagai laki-laki agar bisa diterima bersekolah.

Satu pesan ibudanya kepada Ing Tay, ia harus terlebih dahului pulang sebelum ayahnya menginjakkan kaki di rumah.

Sementara itu, di Desa Mbucu, seorang pemuda bernama Sampek, membantu kedua orang tuanya berjualan bakpao, kue moho, bolang-baling, dan makanan khas warga Tanah Tiongkok lainnya. Setelah berjualan, Sampek mendaftarkan diri ke sekolah di Desa Mbucu.

Advertisement

Setahun berselang, ayah Ing Tay pulang kampung. Saat di rumah, Ni Cukong menerima tamu seorang jenderal bernama Ma Cun. Sang jenderal bermaksud melamar Ing Tay untuk dijodohkan dengan anaknya, Ma Muncay.

Ni Cukong pun menyuruh Ang Tong untuk membujuk Ing Tay pulang ke rumah. Ing Tay menurut kendati itu artinya harus berpisah dengan kekasih hatinya, Sampek.

Tak seikhlas Ing Tay, Sampek yang kesepian ditinggal kekasihnya belakangan dikabarkan meninggal dunia. Sementara Ing Tay menuruti keinginan ayahandanya menikah dengan Ma Muncay. Hanya saja, setelah menikah, Ing Tay mohon diri kepada suaminya untuk berzuarah ke bongpai (makam) Sampek.

Advertisement

Tak sekadar berziarah, Ing Tay bunuh diri dengan cara masuk ke bongpai Sampek. Ma Muncay yang bingung lantaran istrinya tidak pulang-pulang, akhirnya menyusulnya dan menemui kenyataan bahwa Ing Tay bunuh diri di makam Sampek.

Sang anak jenderal itu lalu membongkar makam Sampek. Dari dalam kubur itu keluarlah dua kupu-kupu. Ma Muncay kemudian melempari kedua kupu-kupu itu dengan batu. Ajaib! Setelah mati, kedua kupu-kupu itu berubah wujud. Seekor berubah menjadi pohon jati dan seekor lainnya berubah menjadi pohon bambu.

Sutradara Sampek Ing Tay, Sri Utami, mengatakan pelajaran yang bisa dipetik dari cerita Sampek Ing Tay itu adalah pada dasarnya semua orang berhak mendapatkan pendidikan. “Selain itu, filosofi yang bisa dipetik dari akhir cerita adalah ketika membuat rumah, setidaknya orang membutuhkan pohon jati dan bambu agar menjadi rumah yang kokoh, sebab keduanya tidak bisa dipisahkan,” tutur Utami.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif