Entertainment
Jumat, 11 Januari 2013 - 13:30 WIB

TRAGEDI Mei 98 Dalam Lakon "Sapu Tangan Fang Yin"

Redaksi Solopos.com  /  Rochimawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana latihan

Suasana latihan

JOGJA—Setelah mementaskan lakon Negaraku Sedang Demam pada 2011 lalu, Dapoer Seni Djogdja kembali menggelar teater monoplay Sapu Tangan Fang Yin, Jumat dan Sabtu (18-19/1/2013) malam di Gedung Sositet Taman Budaya Yogyakarta.

Advertisement

Pementasan berdurasi sekitar 60 menit ini menceritakan potret kecil mengenai tragedi Mei 98. Lakon ini ditulis sastrawan Indra Tranggono dan Denny JA, berdasarkan puisi-esai karya Denny JA.

“Tema sentral lakon ini adalah korban diskriminasi rasial dengan seting kerusuhan Mei 1998 di Indonesia, di mana banyak orang Tiong Hoa menjadi objek kekerasan massal. Ada yang dijarah harta bendanya, diperkosa dan dibunuh. Dalam lakon ini, tokoh Fang Yin adalah wakil dari korban,” kata Indra Tranggono yang juga merangkap sebagai sutradara bersama Isti Nugroho dan Toto Rahardjo kepada Harian Jogja, Kamis (10/1/2013).

Advertisement

“Tema sentral lakon ini adalah korban diskriminasi rasial dengan seting kerusuhan Mei 1998 di Indonesia, di mana banyak orang Tiong Hoa menjadi objek kekerasan massal. Ada yang dijarah harta bendanya, diperkosa dan dibunuh. Dalam lakon ini, tokoh Fang Yin adalah wakil dari korban,” kata Indra Tranggono yang juga merangkap sebagai sutradara bersama Isti Nugroho dan Toto Rahardjo kepada Harian Jogja, Kamis (10/1/2013).

Indra Tranggono menuturkan, spirit pementasan ini adalah upaya membebaskan Indonesia dari diskriminasi dalam berbagai bentuknya.

Diharapkan publik bisa menyerap pesan kemanusiaan, keadilan, kemajemukan dan solidaritas sosial melalui pementasan ini. “Kami percaya, dengan kekuatan tematik dan simboliknya teater mampu memberikan pencerahan bagi publik,” cetus dia.

Advertisement

Lakon ini melibatkan beberapa aktor senior Jogja, antara lain Joko Kamto,Novi Budianto (eks Teater Gandrik), Eko Winardi, dan B Susiawan.

Bahkan aktris Olivia Zalianty pun turut tampil dalam pentas tersebut. Dalam pementasan itu, wanita yang hingga kini masih betah melajang ini memerankan tokoh Fang Yin, tokoh sentral dalam lakon tersebut.

Pementasan ini menampilkan unsur musikal agar lebih segar dan popular. Masing-masing aktor tampil membawakan peran dan karakternya, secara bergantian.

Advertisement

Penampilan mereka diikat tema, alur dan persoalan. Di Indonesia, teater monoplay merupakan seni alternatif yang menawarkan kekuatan naskah lakon, aktor dan teknik pemanggungan.

Sementara itu, salah satu aktivis politik, Isti Nugroho mengatakan pertunjukkan tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu media dalam menjawab sejumlah persoalan publik.

Terlebih dalam pementasan tersebut sarat berisikan pesan yang sarat akan tema sosia. “Teater bisa menjadi media alternatif untuk menjadi acuan nilai, ketika lembaga-lembaga kenegaraan membisu,” imbuh Isti.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci : PENTAS TEATER
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif