SOLOPOS.COM - Shimoya Noriyo (kiri) dari LSM pemberantasan Tuberkulosis Stop TB Partnership Jepang didampingi aktivias kesenian tradisional Jawa asal Jepang, Kaoru Serizawa saat memberikan penjelasan mengenai rencana kampanye penyuluhan mengenai TB di Griya Solopos, belum lama ini (JIBI/SOLOPOS/R. Bambang Aris Sasangka)

Shimoya Noriyo (kiri) dari LSM pemberantasan Tuberkulosis Stop TB Partnership Jepang didampingi aktivias kesenian tradisional Jawa asal Jepang, Kaoru Serizawa saat memberikan penjelasan mengenai rencana kampanye penyuluhan mengenai TB di Griya Solopos, belum lama ini (JIBI/SOLOPOS/R. Bambang Aris Sasangka)

Shimoya Noriyo (kiri) dari LSM pemberantasan Tuberkulosis Stop TB Partnership Jepang didampingi aktivias kesenian tradisional Jawa asal Jepang, Kaoru Serizawa saat memberikan penjelasan mengenai rencana kampanye penyuluhan mengenai TB di Griya Solopos, belum lama ini (JIBI/SOLOPOS/R. Bambang Aris Sasangka)

Solopos.com, SOLO – Kesadaran masyarakat dalam melakukan deteksi dini penyakit Tuberkulosis (TB) serta melakukan pengobatan hingga tuntas masih perlu terus dibangun. Untuk itu LSM Stop TB Partnership yang berbasis di Jepang bekerja sama dengan Perhimpunan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Kementerian Kesehatan, dan Stop TB Partnership Indonesia meningkatkan upaya penyuluhan dengan cara menggandeng seniman tradisional.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Media penyuluhan yang dipilih adalah wayang, di mana dalang yang dilibatkan adalah Ki Slamet Gundono asal Solo, yang selama ini dikenal berkat pertunjukan wayang kontemporernya seperti Wayang Suket. Menurut Noriyo Shimoya dari Stop TB Partnership Jepang saat berkunjung ke Kantor Grup Media Solopos di Griya Solopos, akhir pekan lalu, pihaknya sengaja memilih media wayang sebagai sarana penyuluhan TB karena dipandang cukup efektif dan masih diminati masyarakat.

“Kami sengaja memilih media kesenian tradisional seperti ini untuk lebih menyentuh masyarakat. Pihak kami melihat masyarakat masih menggemari kesenian tradisional, sehingga dengan penggunaan kesenian itu kami berharap penyuluhan yang dilakukan akan lebih mudah membangkitkan minat dan kesadaran masyarakat,” katanya kepada Espos. “Apalagi lakon wayang yang selama ini dibawakan Ki Slamet Gundono juga unik dan menarik, sehingga pasti akan lebih banyak menarik minat,” imbuhnya.

Shimoya menambahkan, cerita penyuluhan yang akan disajikan merupakan lakon gubahan baru yang saat ini tengah digarap oleh Slamet Gundono. Diharapkan sekitar Februari mendatang pertunjukan penyuluhan TB tersebut sudah bisa digelar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya