Entertainment
Selasa, 11 Desember 2018 - 10:00 WIB

Ustaz Abdul Somad Jelaskan Kaidah Bahasa Arab Lagu Deen Assalam

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO – Lagu Deen Assalam yang dipopulerkan Sabyan Gambus menjadi salah satu favorit orang Indonesia. Lagu berbahasa Arab tersebut menceritakan tentang kehidupan di dunia yang terasa lapang jika dijalani dengan saling mengerti dan memahami.

Namun, lirik lagu Deen Assalam yang kali pertama dibawakan oleh penyanyi bermana Sulaiman Al Mughani tersebut dilantunkan dengan bahasa Arab yang berbeda. Lirik lagu itu didendangkan dengan dialek khas orang-orang Arab Saudi, yang disebut dengan istilah dialek amiyah. Dialek tersebut berbeda antara satu daerah dengan lainnya.

Advertisement

Penggunaan dialek tersebut membuat pengucapan lirik lagu Deen Assalam dalam bahasa Arab baku alias fusha. Hal ini memicu perdebatan di sejumlah kalangan yang mengerti bahasa Arab. Melihat banyaknya perdebatan, ulama terkenal, Ustaz Abdul Somad menjelaskan arti lagu Deen Assalam tersebut.

“Bahasa Arab itu secara umum terbagi dua. Bahasa baku, disebut bahasa fusha. Kedua bahasa pasaran, bahasa amiyah,” jelas Ustaz Somad melalui video unggahan pemilik channel Youtube, Tafaqquh, Sabtu (8/12/2018).

Ustaz Abdul Somad menjelaskan lirik lagu Deen Assalam dinyanyikan dengan bahasa Arab amiyah yang sama sekali tidak merusak maknanya. Jadi, menurutnya perdebatan tentang penggunaan bahasa Arab amiyah atau fusha tidak perlu terlalu ditonjolkan.

Advertisement

Penjelasan Ustaz Abdul Somad tentang perbedaan penggunaan bahasa Arab tersebut membuat warganet paham. Caranya menyampaikan materi dengan sederhana disebut sangat mudah diterima orang awam. “Jawaban cerdas Ustaz Abdul Somad membuat yang mendengarnya paham. Yang aslinya seperti apa. Semoga Allah melindungimu,” komentar Muhammad Faisal.

“Terima kasih penjelasannya ustaz. Karena saya anak pesantren tulen memang ini saya mendengar lagu viral ini keliru dalam kaidah nahwu shorof-nya. Tapi, ternyata saya yang fakir ilmu,” imbuh Wildawaty Hasan.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif