SOLOPOS.COM - GATOTKACA KRIDA—Seniman wayang orang Sriwedari sedang mementaskan lakon Gatotkaca Krida di Gedung Wayang Orang (WO) Sriwedari, Minggu (20/5/2012) malam. (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

GATOTKACA KRIDA—Seniman wayang orang Sriwedari sedang mementaskan lakon Gatotkaca Krida di Gedung Wayang Orang (WO) Sriwedari, Minggu (20/5/2012) malam. (JIBI/SOLOPOS/Chrisna Chanis Cara)

Negara yang kuat adalah negara yang mampu mewujudkan kerukunan di masyarakat. Lewat nilai-nilai toleransi, potensi serangan pun bisa ditangkal. Hal itulah yang terungkap dalam pentas wayang orang bertema Gatotkaca Krida di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Minggu (20/5/2012) malam.

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Bersama Pandawa, Gatotkaca bersatu menjaga kestabilan Amarta dari serangan Astina. “Gatotkaca Krida mengajak anak muda untuk punya tanggung jawab bela negara. Tak hanya unjuk kekuatan, tapi juga menggalang kerukunan,” ujar sang sutradara, Sulistyanto, saat ditemui solopos.com di sela-sela pentas.

Pentas memperingati Hari Kebangkitan Nasional itu diinisiasi Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI) Solo. Menurut Ketua FPBI, Soewito PH, Gatotkaca Krida dipilih karena mengandung semangat kebhinekaan. “Lewat seni, kami ingin menyampaikan pentingnya membina hubungan antar etnis,” katanya.

Sebelum Gatotkaca Krida, pentas bertajuk Gebyar Seni Persaudaraan itu dimeriahkan aksi reog dan barongsai. Penampilan tersebut disuguhkan seniman multi etnis seperti Tionghoa, Arab, Sumatra, Jawa dan Kalimantan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya