SOLOPOS.COM - Pemain Wayang Orang Indonesia Pusaka mementaskan Arjuna Galau di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Minggu (15/9/2013). Pementasan itu merupakan pergelaran wayang orang dengan memodifikasi isu kekinian yang mengkolaborasikan seni tradisional dan tarian modern seperti breakdance, gangnam style dan musik rap. (JIBI/Solopos/Antara/Teresia May)

Solopos.com, JAKARTA — Pertunjukan wayang orang berjudul Arjuna Galau yang dikemas secara kontemporer berhasil memukau para penonton. Pertunjukan kolosal Wayang Orang Indonesia Pusaka pimpinan Jaya Suprana itu berlangsung selama 2,5 jam di Teater Jakarta Taman Ismail Marzuki, pada Minggu (15/9/2013) malam.

Pementasan itu melibatkan para tokoh pejabat, eksekutif perusahaan, generasi muda, public figure dan artis ternama. Pada pertunjukan pertama Minggu, tampil pula Menpora K.R.M.T. Roy Suryo.

Promosi Timnas Garuda Luar Biasa! Tunggu Kami di Piala Asia 2027

Artis yang tampil sebagai bintang tamu pada pertunjukan tersebut adalah Maudy Koesnaedi, Wulan Guritno, Tina Toon, Pentaboys, dan Amink. Kehadiran para artis tersebut memberikan warna seni kontemporer baik dalam bahasa, maupun gerakan-gerakan tari.

Pergelaran yang melibatkan ratusan orang penari dari Wayang Orang Bharata itu merupakan pergelaran wayang orang yang telah dimodifikasi sesuai dengan jiwa kekinian dengan tetap memegang pakem wayang orang sesungguhnya. Tarian dan tembang-tembang Jawa dikolaborasikan dengan tarian breakdance, gangnam style, hingga musik rap.

“Saya baru pertama kali ini tampil di Wayang Orang,” kata Roy Suryo setelah pergelaran pertama selesai di Teater Jakarta, TIM, Minggu.

Roy pada kesempatan itu berdialog dalam bahasa Jawa dan Indonesia. Supaya pesannya dapat dimengerti oleh semua orang terutama generasi muda, Roy menyampaikannya dalam bahasa Indonesia, bahkan juga menyentil orang tua yang memberikan hadiah mobil kepada anak.

“Kalau anak-anak hadiahnya mobil-mobilan,” kata Roy yang disambut ketawa oleh penonton.

Sementara itu Alyawati Sarwono, Ketua Penyelenggara merasa galau menyimak kenyataan bahwa generasi muda Indonesia masa kini lebih mengenal, mengagumi karya seni populer dari Korea, Jepang, China, Australia, AS, dan Eropa ketimbang karya seni bangsa Indonesia.

“Makanya saya yakin bahwa satu-satunya cara agar generasi muda Indonesia gemar kebudayaan bangsa Indonesia adalah memperkenalkan karsa dan karya kebudayan Indonesia kepada generasi muda bangsa Indonesia sendiri,” kata Aylawati.

Dalam rangka upaya memperkenalkan kepada generasi muda, dialognya sebagian juga menggunakan bahasa anak muda. Bahasa dalam pertunjukan itu merupakan campuran bahasa Jawa halus, bahasa Jawa sehari-hari dan bahasa Indonesia.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya