SOLOPOS.COM - Suasana pembukaan PKN 2023 di Galeri Nasional Jakarta, Jumat (20/10/2023). (Kemendikbudristek)

Solopos.com, SOLO-Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2023 mengusung tema Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan yang merupakan cerminan dari pengembangan konsep lumbung padi dan praktik gotong royong di Indonesia. Gelaran acara ini resmi dibuka Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada Jumat (20/10/2023) malam.

Tema ini diangkat lantaran kebudayaan dan alam merupakan dua hal yang tak dapat dipisahkan. Hal ini seperti diungkapkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.

Promosi Skuad Sinyo Aliandoe Terbaik, Nyaris Berjumpa Maradona di Piala Dunia 1986

“Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan, merupakan misi, visi, dan panggilan aksi, kepada kita semua untuk menjaga kebudayaan dan alam. Dua hal yang tidak terpisahkan dan saling memengaruhi,” kata Mendikbudristek dalam siaran pers yang diterima Solopos.com, Jumat (20/10/2023).

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menyatakan PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi pemajuan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Hilmar menjelaskan gelaran ini adalah wadah untuk mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.

Untuk membumikan tema tersebut, PKN 2023 memakai metode kerja seperti lumbung. Ada tiga fase yang dilalui yaitu fase merawat, memanen, dan membagi. Fase merawat dilalui dengan masa residensi bagi para seniman yang terlibat.

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 mencerminkan dedikasi dan komitmen  terhadap perayaan keberagaman, dialog, dan kolaborasi budaya. “Tahun ini, kita menyambut sebuah inovasi, mengadopsi konsep lumbung sebagai metode kerja budaya kita. Filosofi ini mengingatkan kita pada nilai-nilai gotong royong, kerja sama, dan berbagi yang telah melekat dalam kehidupan budaya kita,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Drs. Fitra Arda, M. Hum. dalam sambutannya di pembukaan PKN 2023 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Menurutnya jika bumi tidak dipelihara pantun kita kita akan hilang. “Atau mudahnya kalo sasando itu tidak ada pohon lontarnya ya sasando akan hilang. Lalu siapa yang menjaganya? Ada dinas lain. Tidak akan ada musik sape dari Kalimantan Tengah kalo kayunya sudah hilang,” ujarnya.

Tiga tahapan lumbung yaitu rawat, panen, dan bagi menjadi landasan utama dalam penyelenggaraan PKN tahun ini. “Sejak Juli 2023, tahap rawat telah kita mulai dengan merawat inisiatif warga di 223 lokasi se-Indonesia. Melalui 97 lokakarya, 55 pameran, 135 pertunjukan, 64 program residensi, 20 konferensi ilmiah, dan penerbitan 27 buku, kita telah melibatkan 717 seniman, 660 komunitas warga lokal, 67 peneliti, dan 1403 pelaku budaya. Ini adalah manifestasi nyata dari upaya kita dalam merawat, memperkuat, dan memperkaya ekosistem budaya nasional,” paparnya.

Sedangkan dalam masa bagi berlangsung pada 20-29 Oktober 2023 dengan 40 lokasi ruang tamu di seluruh Jabodetabek dan empat titik ruang tamu utama yaitu Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT Produksi Film Negara (Persero), dan MBloc Space.

Adapun 40 titik tersebut tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Kepulauan Seribu, mulai dari Kantor Kemendikbudristek, Galeri Nasional, Museum Kebangkitan Nasional, MBloc, PFN, Taman Suropati, Kampung Kali Pasir, Kelurahan Paseban, Kelurahan Galur, Pintu 6 Gelora Bung Karno, dan Taman Ismail Marzuki.

Selain itu juga di Rubanah, Bundaran HI, Stasiun BNI City, Stasiun Palmerah, Gudskul, Pasar Cipulir, Kelurahan Ulujami, Blok M Square, Ateliar Ceremai, BKT Duren Sawit, Kongsi 8, Sanggar Anak Akar, Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 10, dan SMPN 195.

Lokasi itu turut berada di Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Penjaringan, Stasiun Tanjung Priok, Kampung Kranggan Bekasi, Grand Galaxy Park Bekasi, UIN Syarif Hidayatullah Tangerang, Stasiun Bogor, Taman Ekspresi Bogor, Alun-Alun Kota Bogor, dan Kelurahan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu.

Hal kurang lebih senada diungkapkan Ketua Dewan Kurator, Ade Darmawan. Dalam masa bagi ini, PKN 2023 mengusung konsep ruang tamu sesuai dengan kebudayaan Indonesia di mana sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki ruangan tersebut untuk menerima tamu dan berinteraksi dengan tamu.

“Kita punya ruang tamu dan juga Indonesia punya tradisi menjamu. Kita juga akan menggunakan konsep nilai dan kedekatan antara pelaku [kesenian] dengan publik. Jadi kalau kita bayangkan ruang tamu ini jadi tempat yang intim dan hangat, tidak memisahkan pelaku dan penonton. Banyak sekali interaksi dan partisipasi juga keterlibatan yang kita bangun di ruang tamu ini,” papar Ade Darmawan saat jumpa pers dengan awak media di Galeri Nasional Indonesia di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Tema PKN 2023 Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan juga coba dijabarkan oleh Pergerakan Pendidikan Nusantara (Pardikan) yang menggelar karya di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta. Pardikan mengajak para pendidik dan anak didik untuk turun langsung dan menghilangkan sekat-sekat ruang kelas.

Dengan terjun langsung ke masyarakat pendidik dan murid bisa bermanfaat tak hanya bagi diri mereka melainkan juga kepada masyarakat. Untuk menemukan karya, Pardikan juga melalui proses residensi dalam masa tanam.

“Saya dari Pardikan Pergerakan Pendidikan Nusantara ini salah satu visinya mengusung pendidikan berkebudayaan di PKN ini karena kami program yang namanya residensi seni pedagogi kami juga dijadikan kolaborator dari PKN ini. Nah dari situ kami mengembangkan modul, ada 4 orang yang kami tugasi untuk megembangkan modul residensi seni pedagogi,” ujar Susilo Adinegoro, inisiator Pardikan, ditemui Solopos.com di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta pada Sabtu (21/10/2023).

tema PKN 2023
Salah satu sudut karya peserta PKN 2023 di Museum Kebangkitan Nasional Jakarta. Foto diambil pada Sabtu (21/10/2023). (Solopos/Astrid Prihatini WD)

“Ini tujuannya apa? Kami ingin mengajak guru-guru memiliki pengalaman yang lebih luas dan cara pandang yang lebih luas. Cara pandang yang juga sesuai paradigma filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan itu menuntun anak sesuai dengan kodratnya, sesuai dengan kodrat zaman, kodrat alam. Karena itu pendidikan tak hanya dibatasi di kelas. Pendidikan itu bisa lebih besar bisa mengetahui dan mengenali persoalan-persoalan di masyarakat, karena itu harus turun keluar dari penjara kelas melakukan riset dan observasi
supaya yang dipelajari itu bermanfaat bukan hanya untuk dirinya tapi juga untuk masyarakat,” tuturnya.

Mengisahkan proses penciptaan karya, Susilo mengatakan dari 133 guru yang mendaftar hanya terpilih 5 orang. Mereka berasal dari dari Bali, Pidie Jaya Aceh, Sumedang, Subang, dan Jayapura.  Kelima guru ini selama satu pekan tinggal di Samigaluh Kulonprogo.

Setelah lima hari workshop di Samigaluh, para guru pulang ke daerah masing-masing untuk mengelaborasi di sekolah masing-masing. Setelah itu para seniman yang mendapingi selama residensi mendampingi mereka ke daerah masing-masing hingga akhirnya para guru itu menghasilkan karya untuk dipamerkan di Museum Kebangkitan Nasional selama penyelenggaraan PKN 2023.

Memaknai tema PKN 2023, menurut Susilo, sebenarnya kebudayaan adalah keseharian masyarakat Indonesia. Karena itulah sebaiknya pendidikan juga selaras dengan alam.

“Mereka akan menerapkan ini untuk kurikulum sekolah. Pendidikan yang mengembangkan kebudayaan berbasis kebudayaan atau pendidikan berkebudayaan. Jadi antara alam dan manusia itu ya selaras. Proses belajar ini aksi refleksi. Jadi kalau yang sekarang ini kan cuma aksi thok maca buku besok dites, jawabanne podho karo bukune kui yen bedho salah,” ujarnya.

Karya Ruang Atas dari Sukoharjo yang dipajang di Galeri Nasional Jakarta mencoba menjabarkan makna dari portabilitasi. Karya tersebut berupa sebuah koper yang diubah bentuk menjadi gitar.



“Sewaktu mengikuti residensi di Cileungsi Bogor dengan Noir Lab kami membawa koper. Kita sudah mendapatkan konsep tentang portabilitas di situ kami mendapatkan objek koper pas ke Bogor kita bawa koper.
Wah ini koper bisa mewakili portabilitas, trolinya aku jadikan alat musik gitar, itu mewakili tawaran dan peluang. Koper itu kalo dibuat troli tinggi harus menghasilkan negosiasi-negosiasi, harus dimainkan. Akhirnya jadi tu [karya], bisa dimainkan juga,” ujar Project Manager Ruang Atas, Chairol Imam.

Melihat keberagaman karya para seniman dalam menerjemahkan tema PKN 2023 Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan tentu benar-benar memanjakan mata penikmat pameran. Tak hanya bisa menikmati karya tersebut, pengunjung pameran juga bisa berinteraksi melalui karya-karya tersebut.

“Pameran di Galeri Nasional menarik, menghibur, dan edukatif karena petugas selalu siap menawarkan penjelasan dengan ramah. Instalasi seni yang dipajang bersifat interaktif sehingga pengunjung tidak hanya dapat melihat melainkan juga bisa mendapatkan pengalaman berkesan di sana. Adanya pentas seni tradisional juga jadi nilai tambah yang memikat lebih banyak pengunjung,” ujar salah satu pengunjung pameran di Galeri Nasional, Irene, seorang warga Jakarta Utara.

Hal kurang lebih senada diungkapkan pengujung pameran di Museum Kebangkitan Nasional, Ade. “Ajang PKN yang berlangsung secara menyebar di beberapa lokasi di Jakarta memudahkan masyarakat untuk turut menikmati pameran seni yang  terdekat dari kehidupan sehari-hari. Acara ini sangat menarik karena mampu mendatangkan berbagai kelompok komunitas seni yang datang dari berbagai lokasi di Indonesia dengan sajian  muatan lokal yang unik dapat memancing empati  dari pengunjung. PKN menjadi ajang yang mampu menggugah emosi melalui karya, sekaligus menunjukkan  kekayaan bangsa dalam warisan tangible dan intangible yang terdapat di Nusantara,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya