SOLOPOS.COM - Simbol lumbung dalam PKN 2023. (Instagram @pekan kebudayaannasional)

Solopos.com, JAKARTA-Pekan Kebudayaan Nasional atau PKN 2023 yang diadakan Kemendikbudristek mengusung kerja bersama dengan metode lumbung. Apa maknanya?

“Lumbung itu sebuah metode. Itu mengandung filosofi yang sangat dalam secara filosofi non benda lumbung itu ada gotong royong kerja sama dan keikhlasan. Di Sumatra daerah asal saya juga ada lumbung meski sekarang sudah mengikuti perkembangan zaman. Mereka sudah pakai QRIS ya nggak masalah tapi gotong royong itu yang utama, ada nilai di baliknya tidak ada keterpaksaan. Itu sudah dilakukan oleh para pendahulu kita
itu semua bagian dari kehidupan dan tidak ada keterpaksaan,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Drs. Fitra Arda M.Hum dalam jumpa pers di Galeri Nasional Indonesia pada Kamis (19/10/2023).

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Penjelasan kurang lebih serupa tentang metode lumbung dalam pelaksanaan PKN 2023 juga disampaikan Humas Media Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Darmawati. “Proses kerja-kerja pemajuan kebudayaan selama ini dengan berbagai jejaring dan pemangku kepentingan dipanen dan dibagikan ke masyarakat, ” ujar dia dikutip dari Antara pada Kamis (19/10/2023).

Pelaksanaan PKN pada 20 Oktober hingga 29 Oktober 2023 diharapkan mampu menghadirkan lokasi yang berbeda. Salah satunya sebuah gang sempit di wilayah Jakarta Barat, tepatnya dari Pasar Pos Duri.

“Tempat itu akan dijadikan tempat panen raya, dan saat ini sedang dalam persiapan proses berbagi panen raya kebudayaan sedang disiapkan. Terlihat bahwa kebudayaan milik semua, adalah barang publik yang harus dipastikan keberlangsungannya,” jelas Wati.

Ada 40 lokasi ruang komunitas dan ruang publik akan dibuka dan siap menyambut tamu PKN, di antaranya, komunitas Tudgam, WaftLab, Gudskul, Sanggar Anak Akar, dan banyak lainnya.

Mengambil metode dan filosofi lumbung, PKN 2023 mengambil tema ini Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan. Maksud tema tersebut untuk memberikan makna dan relevansi dalam setiap aksi berkesenian dan berkebudayaan yang dilakukan yang tetap berakar pada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal.

Dia menjelaskan kebudayaan harus dilestarikan bersama, dimajukan bersama secara gotong royong dan merupakan kerja kolektif seluruh pemangku kepentingan.

Selain itu, PKN juga menghadirkan Dapur Bangsa, yakni menampilkan hasil panen pangan Nusantara dari berbagai daerah. Semua akan dapat diakses gratis oleh seluruh lapisan masyarakat.

“PKN tahun ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga sebuah misi. Misi tersebut untuk mengingatkan masyarakat bahwa kebudayaan turut berperan dalam dalam menciptakan masa depan bumi yang berkelanjutan.”

PKN merupakan platform aksi bersama yang menyediakan ruang bagi keragaman ekspresi budaya dan mendorong interaksi guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. Acara ini melibatkan berbagai aspek lingkungan dan unsur, mulai dari pegiat budaya hingga masyarakat.

Rangkaian acara dwitahunan itu diselenggarakan secara rutin oleh Kemendikbudristek sejak 2019. Pelaksanaan PKN merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) pada tahun 2018 dalam rangka mewujudkan serta menyediakan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beragam dan turut mendukung terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya